Menuju konten utama

Honda Berencana Kembangkan Pendidikan Otomotif di SMK

Astra Honda Motor akan merealisasikan pengembangan pendidikan otomotif di SMK. Mereka tidak hanya memberikan bantuan peralatan, tapi juga penyediaan tempat praktik kerja industri.

Honda Berencana Kembangkan Pendidikan Otomotif di SMK
Beberapa siswa SMK Multi Karya menyelesaikan pembuatan rangka mobil golf di sekolah mereka, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (27/9/2017). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

tirto.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng PT Astra Honda Motor (AHM) untuk mengembangkan pendidikan otomotif di SMK. Kerja sama ini diselenggarakan di Pulau Sumatera, tepatnya di Sumatera Utara.

Program yang realisasinya berupa pengembangan SMK terpilih ini dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, dan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi. Peresmiannya diselenggarakan di Kawasan Industri Medan (KIM) Tahap II, Kabupaten Deli Serdang, Senin (2/10).

"Program link and match dunia industri dan dunia pendidikan ini sangat penting. Kami akan terus mendukung pemerintah menguatkan kompetensi generasi muda terutama di bidang teknik sepeda motor Honda," ujar Ketua Program Pendidikan Satu Hati PT AHM, Ahmad Muhibbuddin, seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Tirto.

Total ada enam SMK yang jadi pilot project. Semuanya memperoleh beragam fasilitas pendukung seperti enam unit sepeda motor, enam set special tools, dan materi ajar.

Muhib juga mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan tidak semata memberikan bantuan peralatan, tapi juga "penyelarasan kurikulum, penyediaan tempat praktik kerja industri (Prakerin) siswa, dan pengukuran kualitas SMK melalui supervisi."

Total, AHM dan Kemenperin sudah mengembangkan 58 SMK yang tersebar DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan terakhir Sumatera Utara. Harapannya lulusan-lulusan sekolah "pilot project" ini punya pengetahuan yang lebih ketika memasuki dunia kerja ketimbang SMK dengan kurikulum standar.

"Kami tidak hanya berhenti pada pemberian pelatihan. Ketika ada teknologi baru yang dimiliki AHM, kami selalu melatih para guru yang merupakan ujung tombak keberlangsungan program link & match ini," kata Muhibbuddin, yang juga menjabat Deputy Head of Corporate Communication AHM.

AHM sendiri telah melakukan ini secara mandiri, tanpa campur tangan pemerintah, sejak 2011 lalu. Setelah enam tahun, SMK binaan AHM sudah ada 173 sekolah di seluruh Sumatera. Sementara di tingkat nasional, jumlah SMK binaan AHM malah sudah ada 659.

Program yang diinisiasi oleh Kemenperin ini secara keseluruhan menggandeng 107 perusahaan dan 226 SMK. Jumlah perjanjian yang ditanda tangani mencapai 448. Satu SMK bisa dibina oleh beberapa perusahaan industri, sesuai dengan program yang ditawarkan sekolah tersebut.

Kemenperin menargetkan sampai 2019, ada 1.775 SMK yang akan dibina, dengan jumlah lulusan tersertifikasi mencapai 845 ribu orang.

Baca juga artikel terkait AKSES PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Rio Apinino
Penulis: Rio Apinino
Editor: Yuliana Ratnasari