Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Warga Australia Kibarkan Bendera Merah Putih

Potongan video protes warga Australia tidak menyebutkan nama Jokowi ataupun pengibaran bendera merah putih.

Hoaks Warga Australia Kibarkan Bendera Merah Putih
Header Periksa Fakta. tirto.id/Quita

tirto.id - Pada akhir Desember lalu, laman Facebook dengan nama “Info seputar militer - BMDT” membagikan sebuah video berdurasi 10 menit 5 detik (tautan). Ia menuliskan deskripsi yang berbunyi, "Apa yg sebenarnya terjadi di Negara Kangguru? Warga Australia berbondong-bondong kibarkan bendera merah putih dan sebut nama Pak Jokowi!". Pak Jokowi yang dimaksud adalah Presiden RI, Joko Widodo.

Periksa Fakta Warga Australia Kibarkan Bendera Merah Putih

Periksa Fakta Hoaks Warga Australia Kibarkan Bendera Merah Putih. foto/hotline periksa fakta tirto

Sejak pertama kali diunggah pada 22 Desember 2022, hingga 3 Januari 2023, video ini telah mendapat sebanyak 1,5 ribu reaksi, dikomentari sebanyak 74 kali, dan dibagikan hingga 107 kali.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah Australia mengibarkan bendera merah putih dan menyorakkan nama Presiden Jokowi?

Penelusuran Fakta

Tirto menelusuri satu per satu potongan video dari unggahan ini. Pertama, video yang menunjukkan demonstrasi warga Australia yang diklaim menyorakkan nama Presiden Jokowi. Kedua, video yang menunjukkan potongan konferensi pers Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Kemudian, ada pula video protes orang-orang yang membawa bendera merah putih.

Pertama, dari salah satu potongan video terdengar bahwa warga asing yang diduga warga Australia tidak menyorakkan nama Jokowi, melainkan yel-yel “You serve us”, meski teks subtitle yang ditampilkan adalah “Jokowi”.

Sementara itu, beberapa atribut demonstrasi masyarakat Australia seperti “My body my genes”, “Great Reset”, “Unvaxxed”, hingga “No vaccine passports” juga terlihat dengan jelas dan mengindikasikan bahwa potongan-potongan video demonstrasi ini lebih berkaitan dengan pandemi COVID-19 ketimbang hubungan negara itu dengan Indonesia.

Tirto juga melihat atribut demonstrasi warga yang membawa bendera merah putih dengan pakaian serba biru. Di sana, kami menemukan tulisan “KSP” pada salah satu bendera atribut demo. Meski belum terlalu jelas, kami mengasumsikan bahwa demo ini dikerahkan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang kerap membawa atribut demo seperti bendera berwarna biru.

Agar lebih jelas, Tirto juga mengecek beberapa key frame video (potongan video) melalui mesin pencarian video dan gambar, YanDex.

Pertama, potongan video warga Australia yang menyorakkan yel-yel “You serve us” merupakan video protes warga di Melbourne terhadap kebijakan lockdown pada pertengahan September 2021. Yel-yel “You serve us” sendiri ditujukan pada pihak kepolisian yang berusaha mengontrol mereka.

Potongan video ini merupakan bagian dari video yang diunggah AFP News Agency ke YouTube pada 18 September 2021, yang menunjukkan para pengunjuk rasa, yang tidak mengenakan masker, turun ke jalan untuk memprotes lockdown dan kebijakan penanganan pandemi saat itu.

Kemudian, terkait potongan video yang menampilkan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Penelusuran melalui YanDex mengarahkan kami pada sebuah berita dari SBS News pada 1 Juli 2022. Menurut berita tersebut, Perdana Menteri Anthony Albanese akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk memperbaiki hubungan dengan Perancis setelah Australia membatalkan kontrak kapal selam senilai 90 miliar dolar AS dengan pembuat kapal Perancis.

Pada potongan video pernyataan Albanese, kita juga dapat melihat tulisan OECD berwarna putih dan latar belakang berwarna biru. Pada berita SBS News juga disebutkan bahwa Albanese bertemu dengan Sekretaris Jenderal negara koalisi OECD (The Organisation for Economic Cooperation and Development/Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) Mathias Cormann. Mereka berjabat tangan di depan bendera yang mewakili negara-negara anggota.

Tirto juga mencari ulang satu key frame video protes di Australia yang bertuliskan “No Vaccine Passport”. Pencarian melalui YanDex membawa kami ke berbagai gambar dan video protes di Australia. Namun, kami memastikan protes ini terjadi di Australia, tepatnya di Brisbane pada Agustus 2021 lewat gambar yang dibagikan situs First Draft News.

Slogan “No Vaccine Passport” memiliki jenis huruf yang sama dan tertulis pada kertas putih dengan warna tulisan hitam. Jika dibandingkan dengan protes sejenis yang terjadi di London misalnya, jenis huruf yang digunakan berbeda. Demikian pula slogannya sendiri, yakni “No to vaccine passports”.

Menurut First Draft News, slogan ini, bersama dengan slogan “My body my choice” juga digunakan oleh kelompok yang skeptis terhadap vaksin dan aturan lockdown di Australia pada minggu-minggu tersebut. Slogan itu digunakan pada protes di Melbourne, Brisbane, dan Mackay.

Sementara menurut pantauan Tirto, protes yang diduga dilakukan di Indonesia sendiri merupakan protes menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja pada Oktober 2020. Gambar yang ditampilkan di video Facebook misalnya memiliki banyak kesamaan dengan gambar dari berita Tribunnews pada 15 Oktober 2020. Mulai dari kemeja biru yang dikenakan, ikat kepala berwarna merah, dan juga bendera KSPI.

Dari Tribunnews diketahui ratusan buruh dari Cimahi, Jawa Barat berjalan kaki dan juga menggunakan sepeda motor saat konvoi ke Gedung Sate untuk berunjukrasa mendesak Gubernur Jawa Barat agar menyampaikan aspirasi mereka menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

Melalui video yang sama, narator video mengatakan puluhan ribu warga Australia mengibarkan bendera merah putih di kawasan pusat kota di Australia. Beberapa bahkan meneriakkan nama Presiden RI, Joko Widodo. Hal tersebut terjadi karena mereka mulai putus asa dan takut perang negaranya dan Indonesia benar-benar terjadi. Namun hampir seluruh potongan video tidak mendukung narasi tersebut.

Sebagai tambahan informasi, sejak Oktober 2022 memang banyak tersebar video terkait perseteruan Indonesia dan Australia di Facebook. Baik itu video yang mengungkapkan kronologi sengketa Pulau Pasir yang melibatkan kedua negara, maupun video yang dibumbui dengan narasi-narasi seperti perang antar kedua negara.

Tirto sendiri sempat beberapa kali mengklarifikasi informasi salah yang tersebar di Facebook, seperti klaim bahwa Inggris mendukung Australia dan kemudian menghapus Indonesia dari peta dunia dan juga Australia yang curigai Indonesia perkara pengadaan pesawat tempur.

Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI juga telah menjelaskan bahwa tidak ada sengketa kepemilikan Kepulauan Pasir antara Indonesia dan Australia. Pemerintah mengakui bahwa gugusan pulau itu memang milik Australia.

Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Laurentius Amrih Jinangkung menegaskan Pulau Pasir atau Ashmore Reef bukan milik Indonesia, melainkan Australia.

Amrih menuturkan, Pulau Pasir tidak pernah menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda, yang setelah Indonesia merdeka menjadi NKRI.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak benar bahwa warga Australia mengibarkan bendera merah putih dan menyorakkan nama Presiden Jokowi.

Narasi yang dibangun bahwa warga Australia khawatir akan terjadinya perang dengan Indonesia pun tidak tepat, karena protes yang terjadi di Australia yang ditampilkan pada video merupakan protes terhadap vaksin COVID-19 dan lockdown yang terjadi di negara tersebut pada 2021.

Dengan demikian, video beserta narasi yang disebarkan bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Politik
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Farida Susanty