Menuju konten utama

Hitung Mundur Asian Games 2018: Kerikil 30 Menit Menuju Arena

Macet Jakarta adalah neraka. Pemerintah harus putar otak mengatur jalur lalu lintas atlet saat Asian Games tiba.

Hitung Mundur Asian Games 2018: Kerikil 30 Menit Menuju Arena
Proyek jalur LRT Kelapa Gading-Velodrome di Jalan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta (14/2/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Sebagian besar jalanan Jakarta sudah ramai dipasangi umbul-umbul dan pernak-pernik lain tentang Asian Games 2018. Misalnya di Bundaran HI, Taman Menteng, Jalan Sudirman, dan terutama deretan jalan di dekat kompleks olahraga Gelora Bung Karno.

Perhelatan olahraga terbesar se-Asia ini memang tinggal hitungan bulan saja. Selama dua pekan, sejak 18 Agustus hingga 2 September nanti, Indonesia akan menyambut lebih dari 12 ribu atlet dari 45 negara peserta.

Acara akbar ini digadang-gadang bisa membawa nama baik sekaligus dampak ekonomi yang bagus bagi Indonesia. Tapi, untuk menyiapkan, usaha yang diperlukan juga bukan perkara gampang. Hal pertama paling dasar: bersolek.

Sesudah rampung dipugar pada akhir Desember lalu, stadion utama GBK kini tampil lebih cantik. Lapangan sepakbola dipasangi rumput zoysia matrella—rumput termahal di dunia, yang punya tekstur terbaik agar bola membal sempurna.

Pencahayaan stadion juga diperbarui tiga kali lipat dari sebelumnya; kini memakai teknologi LED yang bisa menyala seketika, tak seperti sebelumnya yang harus menunggu sekitar 10-15 menit.

Tak jauh di luar Stadion Utama, ada Lapangan Hoki dan Lapangan ABC yang dipermak. Lantai baru berwarna biru tua Lapangan Hoki terlihat menonjol di bawah terik matahari, bahkan jika kita hanya lewat sepintas. Sementara Lapangan ABC dipermak dengan rumput sintetis baru.

Masih di kompleks yang sama, ada Stadion Akuatik Gelora Bung Karno yang renovasinya sudah lebih dulu rampung. Kini ia punya satu tambahan kolam, dipasangi atap, dan dilengkapi atribut sesuai standar olimpiade internasional.

Tentu saja biaya dandan ini tak murah. Menurut Kusworo Darpito, penanggung jawab proyek renovasi Stadion Utama GBK dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, total duit yang dipakai untuk memugar kompleks GBK sebesar Rp2,6 triliun.

Stadion Utama yang paling banyak memakan biaya. “Totally sekitar Rp769 miliar,” kata Kusworo, sebagaimana wawancaranya dengan Aiman Wicaksono dari Kompas TV.

Permak wajah kota juga berlangsung di Palembang, yang ditunjuk Dewan Olimpiade Asia (OCA) sebagai tuan rumah pendukung. Palembang akan menggelar 11 dari total 40 cabang olahraga Asian Games 2018.

Persiapan di dua kota itu, menurut panitia Asian Games yang disebut Inasgoc (Indonesia Asian Games Organizing Committee), membutuhkan anggaran sekitar Rp8,5 triliun.

Dana ini termasuk untuk merenovasi sejumlah arena pertandingan lain, transportasi, dan wisma atlet, hingga sosialisasi. Namun, pemerintah akhirnya hanya mengabulkan Rp4,5 triliun setelah ada penghitungan ulang.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengarah Inasgoc, berkata bahwa pengurangan anggaran ini setelah sejumlah item yang "dibeli" diganti menjadi "disewa" saja.

Kalla juga menghitung sponsor yang bisa mengurangi beban anggaran. Meski tak mencapai target Rp1,5 triliun yang diinginkan, setidaknya Inasgoc sudah mengantongi sekitar Rp1 triliun dari swasta. Namun, pada Februari, Inasgoc sempat mengajukan permintaan tambahan dana sebesar Rp1,1 triliun.

Target Jumlah Sponsor Tak Tercapai tapi 'Masih Aman'

Menurut Gatot Dewa Broto, asisten keuangan Inasgoc, tak tercapainya target sponsor lantaran gerak lamban Inasgoc dalam menjemput bola.

“Kan, ada ajang besar lain seperti Olimpiade dan Piala Dunia. Company yang sudah global itu enggak bisa kami ketok dadakan. Itu sudah dilakukan tiga tahun sebelumnya. Mungkin, kalau kami lebih cepat menjemputnya, mungkin lebih baik ceritanya,” ujar Gatot saat dijumpai di satu acara di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, 7 Maret lalu.

Sehari sebelumnya, 6 Maret, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyebut pemerintah masih meninjau permintaan dana tambahan yang diajukan Inasgoc. Kata Imam yang ditemui di Pelatnas Angkat Besi, Jakarta Pusat, peninjauan ulang ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

“Mungkin minggu depan, hasil review itu akan kami ajukan ke Menteri Keuangan,” ujarnya.

Namun, hingga Rabu, 4 April kemarin, Gatot masih bilang “belum ada kabar” ketika dikonfirmasi lagi.

Ketika ditanya apakah akan ada kendala dana yang dihadapi Inasgoc, Gatot menjawab optimistis: “Aman, aman.”

Ia hanya menyayangkan jumlah kue sponsor yang diterima Inasgoc dari swasta. “Kami harusnya bisa lebih cepat merebut kue sponsor dari event-event yang lain. Kue yang banyak menolong itu kue dalam negeri, khususnya kue BUMN,” tambah Gatot.

Pekerjaan Inasgoc yang lambat juga diamini Kalla. Menurutnya, hal itu juga terhambat oleh birokrasi yang panjang, sehingga delegasi tugas jadi bertele-tele.

Gatot menyadari bahwa koordinasi Inasgoc memang sempat bermasalah, dan jadi pembahasan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi.

“Harus diakui, koordinasi itu memang mudah untuk disebut tapi tidak untuk dilaksanakan,” kata Gatot.

Itu akhirnya berdampak pada kinerja Inasgoc. Menurut Gatot, per 100 hari menuju hari-H, tepatnya sejak 5 Mei nanti, semua koordinasi akan langsung di bawah komando Inasgoc sehingga tak ada lagi "mis-koordinasi".

Infografik Ancaman Asian Games

Dari Sosialisasi hingga Jalur Transportasi

Dalam sisa waktu yang kurang dari 150 hari ini, Inasgoc berjibaku merampungkan tugas-tugas mereka yang belum tuntas. Salah satu poin yang dikritisi adalah tentang sosialisasi yang dianggap masih kurang maksimal.

Umbul-umbul Asian Games memang sudah dipasang di mana-mana. Tapi, kata Gatot Dewa Broto, masih ada orang yang sulit membedakan antara Asian Games dan ASEAN Games atau Sea Games.

“Di Jakarta saja masih sering yang nanya begitu ke saya, apalagi di daerah. Jangan sampai juga nanti ada kesan bahwa Asian Games ini cuma acaranya Jakarta,” tambah Gatot.

Selain sosialisasi, Gatot mencatat urusan lalu lintas menjadi problem yang masih terus dicari jalan keluar. Inasgoc bekerja sama dengan polisi tengah memenuhi target Dewan Olimpiade Asia yang mengharuskan jalur antara Wisma Atlet dan arena pertandingan atau bandara dapat ditempuh paling lama 30 menit. Macet ibu kota yang termasyhur bikin mereka harus putar otak.

“Sampai Februari, raport lalu lintas masih belum di angka enam. Masih di angka empat atau lima,” kata Gatot.

“Rencananya nanti Pak Gubernur bakal menyuruh sekolah-sekolah yang dilalui jalur atlet ini untuk sekolah long distance—jarak jauh. Jadi supaya jalanan lebih lancar,” tambahnya.

Maksudnya long distance?

“Ya, tidak belajar di sekolah dulu. Kan, belajarnya bisa dari rumah,” ungkap Gatot.

Selain itu, sejumlah skenario jalur lintasan juga sudah disiapkan agar transportasi atlet berjalan lancar selama Asian Games.

Usai test event awal Februari lalu, Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat meninjau jalur lintasan tersebut. Hasilnya, tuntutan 30 menit dari OCA masih belum terpenuhi. Jalur yang disiapkan ternyata butuh waktu 34-37 menit. "Angka yang terus diperbaiki Inasgoc sampai hari-H tiba," ungkap Gatot.

Sejumlah arena juga masih dalam tahap renovasi—kebanyakan bahkan rampung pada Juni nanti, terlalu dekat dengan hari-H.

Misalnya, Jakarta Internasional Equstarian Park Pulomas yang dipakai untuk berkuda, Pantai Mutiara Pluit yang dipakai untuk berlayar, dan Pantai Indah Ancol yang dipakai untuk jetski.

Tak cuma itu, kerapian jalanan Jakarta juga sempat dikritik Jokowi ketika melakukan test event. Sejumlah trotoar di jalanan yang akan dilewati atlet dan tamu, menurut Jokowi, harus segera dirapikan. Misalnya, trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin. Hal ini juga langsung disampaikan Jokowi kepada Anies Baswedan.

Anies optimistis renovasi jalan akan selesai tepat waktu, meski sempat terkendala desain baru.

“Sanggup? Enggak ada pilihan, karena nama baik republik ini dipertaruhkan,” kata Anies saat sosialisasi penataan trotoar Sudirman-Thamrin, awal Maret lalu.

Namun, karena masih banyak pembangunan infrastruktur untuk Asian Games yang belum kelar, Presiden Jokowi akhirnya mengeluarkan Instruksi Presiden pada Senin kemarin, 3 April. Isinya, presiden menginstruksikan semua pihak terkait untuk membantu percepatan pembangunan sarana dan prasarana persiapan Asian Games.

Lewat Inpres ini, Menteri Keuangan harus memberikan fasilitas dan dukungan teknis penganggaran demi Asian Games dan Asian Para Games (yang diselenggarakan beriringan), sesuai kemampuan negara.

Sekretaris Jenderal Inasgoc, Eris Herryanto, berharap bahwa 94 arena pertandingan dan non-pertandingan sudah selesai pada H-100 pada 5 Mei mendatang.

“Kalaupun ada yang belum selesai, mungkin hanya satu atau dua arena,” katanya saat konferensi pers Internasional Asian Games, Senin lalu.

Wakil transportasi Inasgoc, AKBP Ipung Purnomo, berharap bahwa Inpres itu dapat membantu semua pihak yang terlibat untuk mengebut sisa pekerjaan yang belum tuntas. Ipung optimistis bahwa semua keterlambatan Inasgoc dapat terkejar tepat waktu.

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Olahraga
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Fahri Salam