Menuju konten utama

Hingga Senin Kapal Mudik Gratis telah Angkut 1.650 Penumpang

Menhub Budi Karya Sumadi menyambut kedatangan sejumlah kapal milik Ditjen Hubla yang mengangkut penumpang saat arus balik mudik Lebaran 2018.

Hingga Senin Kapal Mudik Gratis telah Angkut 1.650 Penumpang
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi beserta jajarannya menyambut kedatangan para penumpang saat arus balik Lebaran dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Tanjung Priok Jakarta, Selasa (19/6/2018). tirto.id/Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Kapal milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Sabuk Nusantara 85 dan 95, serta Camara Nusantara 1 yang melayani arus balik Lebaran dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Selasa pagi (19/6/2018) menuju Tanjung Priok Jakarta telah tiba pada pagi hari ini, Rabu (20/6/2018) pukul 10.00 WIB.

Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 85 dan 95 mengangkut total penumpang sekitar 600 orang dan satu unit kapal pengangkut motor yaitu KM. Camara Nusantara 1 yang membawa sekitar 300 unit sepeda motor.

Kedatangan kapal ini disambut oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi beserta jajarannya. Para penumpang anak-anak, disambut dengan dibagikan balon.

Pelayanan kapal untuk arus balik mudik ini sudah berjalan sejak Senin (18/6/2018) dengan total penumpang yang diangkut sebanyak 1.650 orang dan 699 unit motor.

"Mudik gratis menggunakan kapal dari Jateng [Jawa Tengah] sudah kembali ke Jakarta dengan selamat, dan dengan okupansi yang baik. Artinya program kami yang tahun lalu belum maksimal, tahun ini bisa maksimal," ujar Budi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Rabu (20/6/2018).

Ia berencana lebih mengoptimalkan pelayanan mudik gratis kapal pada tahun depan, setelah melakukan bincang-bincang dengan beberapa penumpang.

"Saya tadi bicara dengan berbagai saudara-saudara kita itu, gimana? Enak. Mau enggak tahun depan? Mau. Ajak saudara-saudara, iya, katanya untuk mudik gratis kapal. Oleh karena itu, kami bersepakat untuk meningkatkan pelayanan mudik gratis dengan menggunakan kapal secara lebih baik dan layanan lebih baik," ungkapnya.

Namun, dia masih akan fokuskan pelayanan mudik kapal gratis di daerah Semarang, Jawa Tengah yang jumlah pemudiknya menggunakan motor dari Jakarta paling tinggi.

Berdasarkan pengalaman saat mudik kapal gratis, penumpang yang telah turun di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tersebar ke Solo, Wonogiri, dan daerah Jateng sekitarnya.

Selain itu, jarak tempuh perjalanan laut yang tidak terlalu jauh, turut menjadi pertimbangan. Perjalanan Jakarta-Semarang sekitar 20 jam, disebutkannya masih berada di batas nyaman. Dibandingkan dengan perjalanan Jakarta-Surabaya yang bisa 2 hari 2 malam.

"Kalau Surabaya akan terlalu lama dalam perjalanan. Itu bisa 2 hari 2 malam. Mungkin yang akan saya tambahkan adalah ke Panjang, Bandar Lampung, yang itu juga enggak cukup lama. Sehingga, produktifitasnya tinggi," ucapnya.

Peningkatan ketersediaan kapal mudik graris diproyeksikannya bisa 3 kali lipat atau mengangkut 100 ribu orang.

"Cuma akan dilihat ketersediaan kapalnya dan keluhan dari pemudik itu adalah sosialisasinya belum maksimal. Kalau sekarang kami sudah ada modal 25 ribu itu akan lebih mudah meningkatkan menjdi 50 ribu atau 100 ribu, karena databasenya kami ada semuanya, kami bisa sampaikan kepada mereka. Mereka seperti buyer get buyer," jelasnya.

Ada beberapa catatan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memperbaiki pelayanan tahun depan, yaitu pelayanan kafetaria 24 jam, meningkatkan kecepatan laju kapal, serta pengadaan hiburan.

"Ini masukan mereka (penumpang) akan kami akomodir," kata dia.

Sementara ini, ia mengatakan adanya beberapa fasilitas mudik gratis yang disediakan Kemenhub secara langsung maupun tidak langsung menurunkan volume kendaraan di jalanan sebanyak 40 persen.

"Ya saya enggak tahu korelasi langsung atau tidak, tapi dengan adanya mudik gratis motor turun 40 persen. Ini jadi format yang baik, safety jad bagian yang kami tetapkan," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2018 atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo