Menuju konten utama
Periksa Data

Hewan Kurban dan Rendahnya Konsumsi Daging di Indonesia

Idul Adha 1441 H/2020 jatuh pada Jumat 31 Juli 2020. Berapa banyak hewan yang dikurbankan dalam beberapa tahun terakhir?

Hewan Kurban dan Rendahnya Konsumsi Daging di Indonesia
Header Periksa Data Hewan Kurban dan Rendahnya Konsumsi Daging Indonesia. tirto.id/Quita

tirto.id - Pelaksanaan kurban menjadi hal yang selalu dilakukan umat Muslim ketika merayakan Idul Adha. Pada hari raya tersebut, masyarakat membeli dan menyumbangkan beberapa jenis hewan untuk dikurbankan seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Sidang isbat Kementerian Agama telah menetapkan hari raya Idul Adha 1441 H jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020. Selain itu, Kementerian Pertanian juga mengeluarkan panduan untuk melaksanakan kurban melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) di tengah situasi pandemi ini.

Pandemi COVID-19 yang sudah berjalan lebih dari empat bulan di Indonesia menyebabkan lesunya perekonomian dan menurunnya daya beli masyarakat. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH, Syamsul Ma'arif mengatakan jumlah hewan kurban pada 2020 diprediksi menurun akibat COVID-19.

Hewan kurban yang akan dipotong secara nasional pada 2020 diprediksi sebanyak 1,80 juta ekor, terdiri dari sapi 541.568 ekor, kerbau 15.653 ekor, kambing 853.212 ekor, dan domba 392.185 ekor. Angka tersebut turun sekitar 3,5 persen dibandingkan realisasi jumlah pemotongan hewan kurban tahun 2019. Lalu, berapa jumlah hewan kurban di Indonesia tahun-tahun sebelumnya?

Jumlah hewan kurban yang dilaporkan ke Ditjen PKH Kementan dalam tiga tahun terakhir fluktuatif setiap tahunnya. Pada 2017, jumlahnya sebanyak 1,43 juta ekor. Angka tersebut terdiri dari sapi 440.323 ekor, kerbau 9.851 ekor, kambing 755.288 ekor, serta domba sebanyak 227.479 ekor.

Pada 2018, jumlah hewan kurban turun menjadi 1,22 juta ekor. Penurunan terbesar terjadi pada sapi sebesar 22 persen menjadi 342.261 ekor. Jumlah kerbau kurban justru meningkat menjadi 11.780 ekor, naik 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan proyeksi Ditjen PKH pada pada 4 Agustus 2019 lalu, hewan kurban pada 2019 diperkirakan sebanyak 1,35 juta ekor. Jumlah tersebut masih didominasi kambing dengan 716.089 ekor dan sapi sebanyak 376.487 ekor.

Konsumsi Rendah

Pelaksanaan kurban menjadi layaknya "pesta tahunan" bagi masyarakat Indonesia. Setidaknya pada perayaan tersebut, masyarakat dapat menikmati daging hewan hasil kurban yang dibagikan. Situasi ini sebenarnya cukup menggembirakan, mengingat tingkat konsumsi daging di Indonesia masih tergolong rendah.

Catatan singkat, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyebut konsumsi daging terkait dengan indikator ekonomi seperti standar hidup serta produksi ternak dan harga konsumen. Konsumsi daging juga dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi dan pergeseran konsumsi makanan ke arah yang mendukung peningkatan protein dari sumber hewani dalam makanan.

Rerata tingkat konsumsi daging sapi (beef and veal) Indonesia pada 2019 tercatat sebesar 1,98 kg/kapita. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (5,30kg /kapita) ataupun Vietnam (9,46 kg/kapita).

Konsumsi daging sapi Indonesia hanya lebih baik dibandingkan Thailand dengan 1,31 kg/kapita. Sementara itu, rerata konsumsi daging sapi global pada 2019 sebesar 6,43 kg/kapita. Sepanjang 2015-2019, rerata konsumsi daging sapi per kapita Indonesia selalu menjadi dua terbawah di antara lima negara yang dicatat OECD.

Selain daging sapi, OECD mencatat rerata konsumsi daging lainnya di Indonesia pada 2019 juga lebih rendah dibandingkan rerata global. Konsumsi daging unggas (poultry) Indonesia sebesar 7,57 kg/kapita, lebih rendah dibandingkan rerata global 14,30 kg/kapita.

Konsumsi daging domba (sheep) Indonesia 2019 sebesar 0,43 kg/kapita, lebih rendah dibandingkan rerata global 1,73 kg/kapita. Pada indikator daging babi, rerata konsumsi Indonesia 1 kg/kapita. Angka global pada indikator tersebut tercatat 11,98 kg/kapita.

Rendahnya konsumsi daging sapi Indonesia boleh jadi turut dipengaruhi oleh kurangnya pasokan daging sapi di dalam negeri sehingga turut berdampak pada kenaikan harga. Pada kondisi tertentu, permintaan daging sapi yang melonjak juga turut mempengaruhi harga komoditas tersebut.

Dalam laporan berjudul Peternakan Dalam Angka 2020 (PDF), Badan Pusat Statistik memprediksi konsumsi daging sapi dan kerbau di Indonesia pada 2020 sebesar 2,66 kg/kapita dengan total kebutuhan sebesar 717,15 ribu ton. Sementara itu produksi daging sapi dan kerbau diprediksi sebanyak 422,53 ribu ton, sehingga defisit 294,62 ribu ton.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Hanif Gusman

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Hanif Gusman
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara