Menuju konten utama

Herd Immunity Belum Tercapai, Kemenkes akan Lakukan Survei Antibodi

Vaksinasi COVID-19 di Indonesia belum sampai 70 persen walaupun sudah ada orang yang memiliki kekebalan dari terinfeksi alamiah.

Herd Immunity Belum Tercapai, Kemenkes akan Lakukan Survei Antibodi
Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Kecamatan Matraman, Jakarta, Selasa (16/11/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan secara teori Indonesia belum mencapai kekebalan komunal atau herd immunity terhadap COVID-19. Sebab jika dilihat berdasarkan sasaran vaksinasi belum sampai 70 persen, namun kekebalan komunal dapat diketahui melalui survei antibodi atau studi seroprevalensi.

"Apakah kita sudah mendapat kekebalan kelompok atau herd immunity? Tentunya kalau melihat teorinya belum. Karena sebenarnya kekebalan kelompok itu dari upaya vaksinasi. Vaksinasi kita belum sampai 70 persen walaupun sudah ada orang yang memiliki kekebalan dari terinfeksi alamiah,” kata Nadia dalam acara diskusi virtual, Selasa (23/11/2021)

Nadia mengatakan bahwa kekebalan alamiah yang terbentuk karena infeksi COVID-19 tidak menjadi faktor dalam perhitungan target vaksinasi untuk bisa mengendalikan dan menurunkan laju penularan.

“Walaupun itu [kekebalan alamiah] itu [berkontribusi], tetapi 70 persen herd immunity itu adalah yang didapatkan dari vaksinasi,” kata Nadia yang juga merupakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan capaian kekebalan komunal di Indonesia belum dapat diketahui secara pasti. Sebab untuk mengetahui seberapa besar kekebalan di tingkat masyarakat terbentuk maka perlu dilakukan seroprevalensi.

Seroprevalensi adalah jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi atau serum darah. Seroprevalensi ini dipakai Kemenkes sebagai dasar dalam membuat kebijakan awal berbasis data-data yang riil.

Wiku mengatakan saat ini seroprevalensi masih terus bergulir dijalankan di 34 provinsi di Indonesia mencakup sekitar 1.000 desa dan wilayah aglomerasi.

Program yang dijalankan Kemenkes, Kemendagri serta didukung peneliti perguruan tinggi di Indonesia diperkirakan akan segera dianalisis dan keluar hasilnya di minggu ke 3 atau 4 akhir tahun 2021.

“Hasil inilah yang nantinya akan memberikan informasi seberapa besar kekebalan komunitas yang telah terbentuk di Indonesia baik karena infeksi alamiah atau vaksinasi sehingga dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan berbasis data dan fakta,” kata Wiku.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto