Menuju konten utama

Hasil Tes Antibodi Dua Anggota Tim Investigasi WHO Reaktif COVID-19

Keduanya direncanakan akan menyelidiki asal virus Corona di Wuhan. Saat ini mereka masih berada di negara transit Singapura.

Hasil Tes Antibodi Dua Anggota Tim Investigasi WHO Reaktif COVID-19
Bendera Organisasi Kesehatan Dunia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dua anggota tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) yang akan menyelidiki asal virus Corona di Wuhan dikonfirmasi reaktif antibodi COVID-19. Keduanya saat ini berada di negara transit Singapura. Demikian dilaporkan WHO sebagaimana dilansir Reuters.

Kelima belas anggota tim investigasi sebelumnya dites COVID-19 di negara asal dengan hasil negatif. Sesampainya di negara transit Singapura, mereka dites COVID-19 kembali.

Hasil tes asam nukleat negatif namun dua di antara anggota tim menunjukkan hasil reaktif antibodi COVID-19. “Keduanya dites ulang baik IgM dan IgG—untuk menunjukkan antibodi yang bekerja di masa lampau dan saat ini terhadap virus Corona,” jelas WHO.

Ini perkembangan terbaru—sekaligus merupakan kemunduran—dari tim investigasi COVID-19 setelah sebelumnya tim sempat terkendala visa untuk bisa masuk ke Cina.

Anggota tim lainnya sudah tiba di Wuhan pada Kamis (14/11/2021) waktu setempat dan akan menjalani karantina selama dua minggu.

“Pencegahan dan pengendalian penyakit menular akan diberlakukan ketat pada mereka,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian.

Tim investigasi WHO tiba di Wuhan, Cina saat negara tersebut tengah melawan penyebaran virus strain baru di kawasan timur laut setelah berbulan-bulan berhasil menekan penyebaran transmisi lokal.

Peter Ben Embarek, ahli penyakit menular dari hewan ke manusia WHO, yang sempat ke Wuhan untuk penelitian pendahuluan pada Juli 2020 akan memimpin tim ini.

Sementara itu, salah satu anggota tim, Hung Nguyen, ahli biologi Vietnam mengatakan pada Reuters bahwa saat ia dia Singapura ia tidak menyangka akan mendapat pembatasan untuk bekerja di sana. Hanya saja, ia mengaku memang sempat diperingatkan bahwa kemungkinan ia tidak akan mendapat jawaban yang jelas terkait hasil penelitiannya.

Nantinya, setelah menjalani karantina dua mingu tim akan menghabiskan banyak waktunya di Wuhan dan memulai wawancara sejumlah orang mulai dari lembaga penelitian, rumah sakit bahkan pasar di Wuhan, tempat yang diyakini sebagai asal virus menyebar.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya “sangat kecewa” Cina belum juga merampungkan izin untuk kedatangan timnya “mengingat dua anggota sudah memulai perjalanan mereka dan yang lainnya tidak dapat melakukan perjalanan pada menit terakhir”.

“Saya sudah diyakinkan bahwa Cina akan mempercepat prosedur perizinan di internalnya untuk penempatan sesegera mungkin,” katanya kepada wartawan di Jenewa, Selasa (5/1/2021).

Imbasnya, dua anggota tim tak dapat masuk Cina untuk memulai investigasi.

COVID-19 dilaporkan pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada akhir 2019. Virus diduga berasal dari salah satu pasar hewan di kota tersebut.

Namun hingga saat ini, muasal virus tersebut masih diperdebatkan. Beberapa ahli percaya pasar di Wuhan bukan tempat asal virus yang telah membunuh 1,8 juta orang di dunia itu. Pasar tersebut hanya episentrum pertama yang memperluas penyebaran virus.

Cina sendiri di sisi lain terus membantah dan mendorong narasi yang menyebut bahwa virus itu sudah ada dan berasal dari luar Cina, tepatnya Eropa sejak 2019.

“Kami mencari jawaban untuk menyelamatkan kita di masa depan, Bukan tersangka, bukan pihak untuk disalahkan,” ujar Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dokter Michael Ryan.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Restu Diantina Putri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Restu Diantina Putri