Menuju konten utama

Hasil Pembicaraan Menlu & Kedubes AS Soal Penolakan Jenderal Gatot

Menlu Retno menyebut salah satu hasil pertemuannya dengan Wakil Dubes AS untuk Indonesia adalah pencabutan larangan terhadap Jenderal Gatot.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan hasil pertemuan dengan pemimpin Myanmar dan Bangladesh saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/9/2017). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Wakil Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee bertemu membahas penolakan kehadiran Panglima TNI Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo untuk memasuki wilayah AS.

“Tadi pagi saya meminta wakil dubes AS yang ada di Jakarta untuk bertemu saya di Kemenlu pukul 07.45 WIB,” kata Retno usai melapor hasil pertemuannya itu ke Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip Antara Senin (23/10/2017).

Menlu Retno menyatakan, pihaknya memanggil wakil Dubes AS karena Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan tidak ada di Jakarta saat ini. “Karena dubesnya saat ini sedang tidak ada di Jakarta. Jadi saya tidak mau menunggu, ada sense of urgency yang harus kita sampaikan,” kata Retno.

Atas kondisi ini, kata Retno, dirinya memanggil Wakil Dubes AS untuk memberi penjelasan. Namun sebelumnya, Retno mengaku bahwa dirinya telah melakukan komunikasi melalui telepon dengan Dubes AS guna membahas isu yang sama.

“Dalam pertemuan tadi, pihak kedutaan mengatakan, pertama, dia melihat pentingnya Indonesia bagi AS. Hubungan kita dalam kondisi yang baik,” kata Retno.

Kedua, pihak Kedutaan AS telah mengkonfirmasi bahwa rencana keberangkatan Panglima TNI dan rombongan adalah dalam rangka untuk memenuhi undangan yang disampaikan oleh Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, Jenderal Joseph F Dunford.

“Ketiga, mereka regret and apology (menyesal dan minta maaf), terhadap situasi yang terjadi yang tentunya menyebabkan ketidaknyamanan ini. Kemudian mereka juga menyampaikan larangan itu juga tidak ada, sudah dicabut dan Jenderal Gatot untuk melanjutkan kunjungannya ke AS,” kata Retno.

Menlu mengungkapkan bahwa pihak AS sangat menyambut baik kunjungan dan tidak ada pembatasan dalam bentuk apapun atas kunjungan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. “Dan terkait keinginan dari Jenderal Danford untuk berkomunikasi dengan Panglima dan mereka saat ini sedang mengatur komunikasi tersebut,” kata Retno.

Retno mengatakan bahwa penjelasan dari Wakil Dubes AS terkait larangan kunjungan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sudah dicabut, akan tetapi pihaknya tetap meminta klarifikasi atas kejadian tersebut.

“Kami sampaikan kita tetap meminta klarifikasi, penjelasan kenapa hal tersebut terjadi. Kita sampaikan bahwa kita menunggu,” kata Rento.

Dalam konteks klarifikasi dan penjelasan, kata Retno, Kedubes AS menyampaikan bahwa saat ini mereka masih terus berkoordinasi dengan otoritas-otoritas terkait di AS untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Jadi mereka tadi menyampaikan bahwa ini Washington masih Minggu malam. Tapi saya sampaikan bahwa ada urgensi bahwa pemerintah Indonesia ingin mendapatkan penjelasan dan klarifikasi. Karena sekali lagi saya merujuk apa yang mereka sampaikan,” kata dia.

Retno kembali menjelaskan bahwa AS menilai Indonesia mitra baik dan memiliki strategic partnership serta dinilai sebagai negara penting. “Kejadian seperti ini memang memerlukan klarifikasi. Jadi itu yang tadi muncul dari pertemuan saya dengan Wadubes AS di Jakarta yang semuanya sudah saya laporkan kepada Bapak Presiden,” kata Retno.

Baca juga: Dubes AS Minta Maaf Soal Pencekalan Panglima TNI Masuk AS

AS Harus Jelaskan Alasan Penolakan

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari berpendapat, Amerika Serikat harus memberikan alasan yang jelas atas penolakan terhadap rencana kunjungan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Apalagi kunjungan Jenderal Gatot atas undangan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Joseph Dunford.

"Harus ada penjelasan dari pihak Amerika Serikat apa alasan penolakan itu. Saya pribadi akan menuntut penjelasan. Kalau sampai tidak ada penjelasan, berarti penghinaan," kata Kharis di Jakarta, Senin (23/10/2017).

Politikus PKS ini mengatakan, menolak seseorang masuk ke wilayah tertentu memang merupakan otoritas sebuah negara. Akan tetapi, masalahnya hal ini menimpa orang nomor satu di kemiliteran Indonesia. Terlebih rencana kunjungan Panglima TNI itu juga atas undangan militer AS.

"Memang Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan sudah meminta maaf dan kabarnya Panglima sudah boleh datang, tapi ini apa-apaan? Acara yang seharusnya dihadiri Panglima sudah lewat," kata dia.

Dalam kasus ini, Panglima TNI diundang guna menghadiri acara pertemuan para panglima angkatan bersenjata tentang organisasi teroris atau "Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization" (VEOs) yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober di Washington DC.

Seharusnya Panglima TNI Gatot terbang ke AS menggunakan pesawat Emirates EK 0357. Namun, pada sore, hanya beberapa saat sebelum terbang dari Bandara Sukarno-Hatta, pihak maskapai menginformasikan secara lisan bahwa Gatot dan istrinya dilarang masuk AS. Disebutkan bahwa penolakan tersebut diinstruksikan langsung oleh "otoritas dalam negeri AS", lebih tepatnya U.S. Customs and Border Protection.

Baca juga: Komisi I Sebut AS Harus Jelaskan Alasan Penolakan Gatot Nurmantyo

Baca juga artikel terkait JENDERAL GATOT DITOLAK MASUK AS atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz