Menuju konten utama

Hari Satelit Palapa 2020: Peringatan 44 Tahun dari Pertama Meluncur

Hari Satelit Palapa diperingati 9 Juli: satelit apa saja yang dipunya Indonesia?

Hari Satelit Palapa 2020: Peringatan 44 Tahun dari Pertama Meluncur
Pemeriksaan Satelit Nusantara Dua oleh tim China Great Wall Industry Corporation di China Academy of Space Technology (CAST) Facility di Beijing, China. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama dengan Indosat Ooredoo dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS) sejak 2017 lalu bersepakat membentuk perusahaan "joint venture" PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) untuk menandatangani pembelian satelit Nusantara Dua. ANTARA/HO-PSNS/am.

tirto.id - Hari Satelit Palapa diperingati setiap 9 Juli untuk memperingati masa bersejarah peluncuran satelit pertama Indonesia. Satelit Palapa 1 diluncurkan dengan roket peluncur Delta 2914 buatan McDonnell Douglas.

Peluncuran satelit pertama ini tepatnya pada 8 Juli 1976 pukul 19.31 waktu Florida, Amerika Serikat, atau 9 Juli 1976 pukul 06.31 WIB.

Satelit Palapa A1 merupakan satelit Indonesia pertama. Satelit perdana ini diluncurkan pada 8 Juli 1976 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat, kemudian dilepas di atas Samudera Hindia pada 83 derajat Bujur Timur (BT).

Dalam perkembangannya Satelit Palapa mengalami beberapa pergantian karena satelit memiliki jangka waktu yang terbatas. Satelit Palapa A1 mengorbit mulai 1976-1983. Kemudian, digantikan oleh Satelit Palapa A2 yang beroperasi mulai 1977-1987.

Sebagaimana dikutip Antara, satelit proyek kedua ini sebenarnya adalah satelit cadangan yang dioperasikan apabila satelit A1 mengalami kegagalan. Diluncurkan dengan roket yang sama yaitu roket Delta 2914 pada Maret 1977 diharapkan bisa menjaga stabilnya hubungan komunikasi.

Pemerintah selanjutnya meluncurkan Satelit Palapa B1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger pada 18 Juni 1983.

Dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Satelit Palapa A, satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City.

Pemerintah pada saat itu berharap proyek ini dapat menampung kebutuhan negara-negara di ASEAN. Satelit Palapa B1 berhenti beroperasi pada 1990.

Satelit Palapa B2 kemudian meluncur. Namun, satelit yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B1 dalam peluncurannya mengalami kegagalan pada 3 Februari 1984. Hal ini dipicu karena motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal.

Oleh karena itu, untuk menggantikan Satelit Palapa A1 dan Satelit Palapa A2 yang sudah habis masa pakainya, pemerintah akhirnya membuat proyek Satelit Palapa B2 Pengganti atau disingkat B2P.

Pada 20 Maret 1987 Satelit B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket seperti halnya satelit A1 dan A2. Hal ini merupakan imbas dari kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat. Peluncuran yang tadinya dijadwalkan pada 1986 ditunda hingga tahun 1987.

Pada 13 April 1990 dilakukan perbaikan pada Satelit Palapa B2. Dalam proyek ini, Sattel Technologies ditunjuk sebagai pelaksana. Satelit ini diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.

Hingga kemudian, Satelit Palapa B4 meluncur pada 14 Mei 1992, dan memiliki masa waktu beroperasi hingga 2005.

Regenerasi selanjutnya adalah Satelit Palapa C1 dan Satelit Palapa C2 yang mengangkasa pada 1996. Walaupun dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Palapa A dan B, Palapa C mampu menjangkau area yang lebih luas seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang dan Australia.

Satelit Palapa C juga dioperasikan di dalam negeri yaitu oleh Satelindo yang sekarang berganti nama menjadi Indosat. Kemudian, Satelit Palapa D mengorbit pada 2009 hingga 2024. Satelit Palapa D ini dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3 satelit ini mencakup Asia, Asia Tenggara dan seluruh Indonesia.

Baca juga artikel terkait HARI SATELIT PALAPA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Teknologi
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH