Menuju konten utama

Hari Istiqlal 22 Februari: Sejarah Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Hari Istiqlal 22 Februari dan sejarah didirikannya Masjid terbesar di Asia Tenggara.

Hari Istiqlal 22 Februari: Sejarah Masjid Terbesar di Asia Tenggara
Foto udara Masjid Istiqlal di Jakarta, Selasa (28/1/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

tirto.id - Hari Istiqlal diperingati setiap tanggal 22 Februari. Istiqlal merupakan masjid milik negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibu kota Jakarta.

Masjid Istiqlal juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan menjadi salah satu bangunan kebanggaan masyarakat Indonesia.

Sejarah Hari Istiqlal 22 Februari

Peringatan Hari Istiqlal pada 22 Februari bertepatan dengan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.

Istiqlal sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘merdeka’ di mana nama ini juga bisa diartikan sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia.

Didirikannya Masjid Istiqlal merupakan bagian dari proyek pembangunan yang diprakarsarai oleh Presiden RI pertama Soekarno.

Dikutip dari situs Kemdikbud, pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Masjid Istiqlal selesai dibangun pada tanggal 24 Agustus 1961 dan pemancangan tiang pertama dilakukan juga oleh Soekarno pada tanggal yang sama bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pemancangan ini disaksikan oleh ribuan umat Islam. Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar, karena situasi politik yang kurang kondusif.

Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini.

Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal. Tujuh belas tahun kemudian, barulah Masjid Istiqlal selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.

Sebelum peresmiannya, untuk pertama kalinya Presiden Soeharto bersama para menteri dan ribuan umat Islam di Jakarta telah melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal pada tanggal 30 November 1970 (1 Syawal 1390).

Mengapa Pembangunan Masjid Istiqlal Lambat?

Orang yang terpilih sebagai arsitek pembangunan Masjid Istiqlal bernama Fredrerich Silaban, seorang pemeluk Nasrani dan anak pendeta Kristen Protestan di tanah Batak, Sumatera Utara. Pemilihan ini dilakukan setelah digelar suatu sayembara.

Namun, proses pembangunan masjid nasional berjalan lambat karena banyaknya persoalan yang harus dihadapi negara pada saat itu, terutama persoalan-persoalan politik yang berujung pada terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965.

Masjid Istiqlal akhirnya selesai dibangun pada 1961. Saat itu, pengaruh Sukarno sudah meluruh, digantikan oleh Soeharto dengan Orde Barunya. Namun, masjid ini baru diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

Lokasi Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal berlokasi di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas).

Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta, ini juga sebagai simbol toleransi antaragama karena lokasinya berseberangan dengan Katedral.

Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid Istiqlal memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat.

Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid.

Daya tampung Masjid Istiqlal bisa melebihi dari dua ratus ribu jamaah.

Aktivitas di Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal selain difungsikan untuk aktivitas ibadah umat Islam, juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum.

Istiqlal juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam.

Masjid Istiqlal sering kali mendapat kunjungan dari tamu-tamu negara mulai dari Presiden, Pedana Menteri sampai dengan para Duta Besar negara-negara sahabat.

Selain itu, masyarakat non-Muslim secara umum juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal.

Namun demikian, bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.

Pada setiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta.

Gambar Masjid Istiqlal

WAJAH BARU MASJID ISTIQLAL DI MILAD KE-43

Suasana Masjid Istiqlal saat peringatan Milad ke-43 di Jakarta Pusat, Senin (22/2/2021). di Jakarta Pusat, Senin (22/2/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.

Baca juga artikel terkait HARI ISTIQLAL atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yulaika Ramadhani