Menuju konten utama

Harga Produk Pertanian Tak Stabil, Ketua HKTI Salahkan Kepala Dinas

Ketua HKTI Moeldoko mengatakan harga produk pertanian tak stabil karena kepala dinas tak menindak para petani yang "latah."

Harga Produk Pertanian Tak Stabil, Ketua HKTI Salahkan Kepala Dinas
Seorang petani dari Kelompok Tani Binaan Dinas Pertanian memanen bawang merah di desa Lam Manyang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (21/1/2020). ANTARA FOTO/Ampelsa/ama.

tirto.id - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengatakan harga produk pertanian masih kerap tidak stabil. Menurutnya hal ini dapat terjadi karena faktor permintaan dan penawaran tidak dikelola dengan baik.

"Kita belum bisa menyesuaikan, membuat keseimbangan baru, antara permintaan dan penawaran. Pada saat tertentu, komoditas yang sedang panen harganya selalu turun karena overproduksi dengan permintaan yang sama," kata Moeldoko, yang juga Kepala Staf Kepresidenan, di Istana, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Masalah ini menurutnya terjadi karena lemahnya kontrol kepala dinas atas perilaku petani, yang ia sebut kerap "ikut-ikutan." "Sepanjang kepala dinas tidak berani melakukan tindakan-tindakan tegas," katanya, masalah ini akan terulang.

Perilaku "ikut-ikutan" yang Moeldoko maksud adalah, para petani kerap menanam komoditas yang harganya sedang mahal di pasaran. Penawaran terhadap komoditas tersebut jadi terus bertambah, sementara permintaannya relatif stagnan. Menurut hukum ekonomi, hal ini membuat harga jadi turun.

Namun sebenarnya tidak stabilnya harga juga disebabkan beberapa faktor lain. Mengutip situs Kementerian Pertanian lewat contoh jagung, komoditas juga bisa turun harga saat panen saat para petani tak bisa menyimpan kelebihan pasokan.

Oversupply bisa dihindari ketika ada alat pengeringan dan penyimpanan yang memungkinkan mereka menjual komoditas di luar periode panen.

Ketidakstabilan harga juga mungkin terjadi karena para petani gagal panen. Dalam hal ini harga jadi mahal. Ini misalnya terjadi terhadap para petani cabai di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Sumatera Selatan pada awal Januari lalu.

Baca juga artikel terkait KOMODITAS PERTANIAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino