Menuju konten utama

Harga Pertamax Naik, Akankah Terjadi Migrasi ke Pertalite?

Pengamat memerkirakan potensi migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite kecil, karena mereka merupakan 'orang berada.'

Harga Pertamax Naik, Akankah Terjadi Migrasi ke Pertalite?
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7/2018). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi Pertamax (RON 92) sebesar Rp12.500 per liter, berlaku mulai Jumat (1/4/2022) ini. Harga dipatok naik Rp3.500 dari sebelumnya sebesar Rp9.000 per liter.

Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, kenaikan harga Pertamax tidak serta merta membuat pengguna beralih ke Pertalite. Jika pun ada jumlahnya kecil, karena pengguna BBM RON 92 sebagian besar adalah kalangan menengah ke atas.

"Apakah akan terjadi migrasi dari Pertamax ke Pertalite? Saya perkirakan kalau ada perpindahan, itu kecil," kata Fahmi saat dihubungi Tirto, Jumat (1/4/2022).

Dia melihat, mayoritas penggguna Pertamax selama ini adalah orang-orang memiliki mobil mewah. Secara nasional tingkat konsumsinya hanya 12 persen. Sementara pengguna sepeda motor sebagian besar tetap menggunakan Pertalite.

"Dia memilih Pertamax karena mobilnya bagus, sehingga tidak mungkin dia pindah ke Pertalite dan mereka tidak akan terbebani karena mereka golongan menengah ke atas," jelasnya.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira berpendapat lain. Bima melihat ada kemungkinan kecil kelas menengah pemilik mobil mewah beralih ke Pertalite karena disubsidi oleh pemerintah

"Apa semua kelas menengah tadi akan beralih ke Pertalite? Bisa jadi," kata Bima dihubungi terpisah.

Dengan adanya peralihan ini, maka ujungnya akan menciptakan masalah baru kepada peningkatan konsumsi Pertalite. Sehingga berdampak ke beban keuangan pemerintah.

Untuk tahun ini, pemerintah telah menetapkan kuota Pertalite sebesar 23,05 juta kiloliter. Namun angka ini diperkirakan melebihi 15 persen sampai dengan akhir tahun. Sehingga total volume penyaluran Pertalite akan mencapai 26,5 juta kiloliter di 2022.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sendiri memastikan stok kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero) dalam kondisi cukup dan aman.

Kepala BPH Migas Kementerian ESDM, Erika Retnowati menyampaikan, jenis BBM Solar (CN 48) saat ini stoknya mencapai 1,90 juta kiloliter (kl) dengan ketahanan mencapai 23,27 hari. Untuk Pertalite berada di 1,15 juta juta kl, dengan ketahanan 15,7 hari.

Selanjutnya, jenis BBM Pertamax (RON 92) ketersediaan stoknya 927.137 kl, dengan ketahanan 25,99 hari dan Pertamina Dex (CN 53) stoknya berada di 29.212 kl dengan ketahan 23,41 hari.

"Jadi kalau lihat data tersebut stok BBM cukup dan aman," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (29/3/2022).

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA PERTAMAX atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky