Menuju konten utama

Harga Pertalite Naik, Pertamina Jamin Warga Tak Beralih ke Premium

Kendati BBM jenis Premium lebih murah, kualitasnya terhadap mesin masih lebih rendah dari Pertalite.

Harga Pertalite Naik, Pertamina Jamin Warga Tak Beralih ke Premium
Konsumen dengan mobil pribadi mengisi Pertalite di SPBU Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (29/8). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga Pertalite sebanyak Rp200 liter sejak 24 Maret 2018. Meski begitu, perpindahan besar-besaran dari Pertalite ke BBM jenis Premium yang harganya lebih murah diperkirakan tak terjadi.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito menerangkan, kendati BBM jenis Premium lebih murah, kualitasnya terhadap mesin masih lebih rendah dari Pertalite.

"Itu kan teman-teman pengguna kendaraan sudah paham spesifikasi mesin," ujar Adiatma di kawasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Senin (26/3/2018).

Berdasarkan harga saat ini, untuk Premium per liter di wilayah kepulauan Jawa, Madura, Bali (Jamali) seharga Rp6.550; sedangkan untuk wilayah di luar (Jamali) seharga Rp6.450 per liter.

Berdasarkan nilai oktan (Research Octane Number/RON), Premium memiliki nilai oktan 88, sedangkan Pertalite memiliki RON 90. Nilai ini menunjukan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.

Semakin tinggi nilai oktannya, maka BBM lebih lambat terbakar, sehingga tidak meninggalkan residu pada mesin yang bisa mengganggu kinerjanya. Bahan bakar beroktan tinggi ini cocok digunakan dengan kendaraan yang menggunakan kompresi tinggi, seperti yang digunakan pada sepeda motor dan mobil keluaran terbaru.

Selain itu, kandungan residu pembakarannya berupa senyawa biner Nitrogen Oksida dan senyawa Carbon Oksida pada Premium memiliki jumlah yang lebih besar ketimbang BBM jenis Pertalite.

"Ya Premium itu kan merusak kesehatan, lingkungan. Kami sekarang lebih mendorong penggunaan BBM oktan tinggi," ungkapnya.

Harga Pertalite masing-masing daerah memiliki keberagaman harga. Misalnya, di Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, harganya menjadi Rp7.800 per liter dari sebelumnya Rp7.600 per liter.

Sedangkan Provinsi Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Jambi, lalu kepulauan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, harganya menjadi Rp8 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.800 per liter.

Namun, jika dibandingkan dengan harga oleh kompetitor untuk BBM sejenis Pertalite, menurutnya Pertamina masih bisa bersaing. "Kan tetangga-tetangga sebelah [para kompetitor] juga jual lebih mahal lagi," ucapnya.

Produk setara Pertalite yakni Performance 90 milik PT Total Oil Indonesia, Shell Regular milik PT Shell Indonesia, dan Mogas 90 milik PT Vivo Energy Indonesia. Perfomance 90 dan Shell Regular memiliki harga yang sama yakni Rp8.400 per liter, sedangkan Mogas 90 seharga Rp8.500 per liter.

Dengan begitu memang terbukti harga BBM sejenis Pertalite milik Pertamina jauh lebih murah dibandingkan oleh kompetitornya.

Menurutnya, beberapa konsumen memang sudah beralih menggunakan Pertalite yang memiliki spesifikasi kualitas lebih bagus dan harga yang bersaing dengan kompetitor lainnya. Meski begitu, Pertamina tetap menyediakan Premium sesuai kebutuhan setiap daerah.

"Kami pasok sesuai Perpres [Peraturan Presiden] aja," kata dia.

Pasal 3 Perpres No.191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, mengamanatkan Pertamina untuk memenuhi pasokan Premium di seluruh wilayah penugasan.

Wilayah penugasan tersebut meliputi seluruh wilayah Indonesia, kecuali di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Bali.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA BBM atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari