Menuju konten utama

Harga Minyak Dunia Naik usai OPEC Bakal Batasi Produksi

Harga minyak menguat 1,0 persen pada akhir perdagangan Rabu (23/11/2022). Minyak mentah berjangka Brent menetap di 88,36 dolar AS per ounce.

Harga Minyak Dunia Naik usai OPEC Bakal Batasi Produksi
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Harga minyak menguat 1,0 persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Kenaikan harga didukung oleh Arab Saudi setelah mengatakan OPEC+ bertahan dengan pengurangan produksi dan dapat mengambil langkah lebih lanjut untuk menyeimbangkan pasar.

Dikutip dari Antara, Rabu (23/11/2022), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari terangkat 91 sen atau 1,0 persen, menjadi menetap di 88,36 dolar AS per ounce. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga terdongkrak 91 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 80,95 dolar AS per barel.

Menurut laporan Bloomberg, minyak memangkas sebagian kenaikan mereka di akhir sesi. Hal itu terjadi setelah Uni Eropa memperlunak proposal sanksi terbarunya untuk pembatasan harga ekspor minyak Rusia dengan menunda implementasi penuhnya dan memperlunak ketentuan pengiriman utama. Blok itu mengusulkan penambahan transisi 45 hari untuk pengenalan batas.

Pada 5 Desember, larangan Uni Eropa terhadap impor minyak mentah Rusia akan dimulai. Sesuai rencana G7 yang akan memungkinkan penyedia layanan pengiriman untuk membantu mengekspor minyak Rusia, tetapi hanya dengan harga rendah yang diberlakukan.

"Batas harga berubah menjadi perangkat yang memungkinkan bagi negara-negara barat untuk mempertahankan minyak mentah Rusia di pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

"Inti besar dari pasar ini adalah apakah kita akan kehilangan produk mentah dan olahan dari Rusia dalam jumlah yang berarti atau tidak, dan itu masih belum terjadi."

Sebelumnya, dikutip dari kantor berita negara SPA, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menyangkal laporan Wall Street Journal yang membuat harga anjlok lebih dari 5,0 persen. Dia mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak sedang mempertimbangkan meningkatkan produksi.

Uni Emirat Arab, produsen besar OPEC lainnya, membantah mengadakan pembicaraan tentang perubahan perjanjian OPEC+ terbaru. Sementara Kuwait mengatakan tidak ada pembicaraan seperti itu. Aljazair mengatakan revisi perjanjian OPEC+ yang "tidak mungkin" tidak dibahas.

OPEC, Rusia, dan sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada 4 Desember. Kekhawatiran atas permintaan minyak dalam menghadapi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan kebijakan penguncian COVID China yang ketat juga menekan harga.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA MINYAK DUNIA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin