Menuju konten utama

Harga Minyak Dunia Merosot di Tengah Ketidakpastian Cina

Harga minyak turun di tengah sinyal Cina yang belum menetapkan apakah akan melakukan pelonggaran atas pengetatan COVID-19.

Harga Minyak Dunia Merosot di Tengah Ketidakpastian Cina
Suasana dari kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (15/6/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (7/11/2022) di tengah sinyal Cina yang belum menetapkan apakah akan melakukan pelonggaran atas pengetatan COVID-19. Diketahui negeri tirai bambu tersebut merupakan importir minyak mentah dunia.

Dikutip dari antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari kehilangan 65 sen atau hampir 0,7 persen, menjadi ditutup pada 97,92 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. Di awal sesi, Brent naik ke puncak sesi di 99,56 dolar AS per barel, tertinggi sejak 31 Agustus.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember merosot 82 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap di 91,79 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Pada awal sesi, WTI naik 74 sen ke puncak sesi 93,74 dolar AS per barel, tertinggi sejak 30 Agustus.

Harga naik selama sesi di tengah kabar para pemimpin Cina sedang mempertimbangkan untuk membuka kembali ekonomi dari pembatasan ketat COVID-19. Tetapi berjalan lambat dan tidak menetapkan batas waktu.

"Pasar tampaknya berpikir bahwa jika China membuka ekonomi, itu akan memperketat pasokan secara signifikan dan memberikan tekanan lebih lanjut pada harga," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Namun, membebani harga minyak, pejabat kesehatan Cina pada akhir pekan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap langkah-langkah penahanan COVID yang ketat. Sementara itu, impor dan ekspor Cina mengalami kontraksi tak terduga pada Oktober, namun impor minyak mentahnya rebound ke level tertinggi sejak Mei.

Menambahkan beberapa dukungan harga, dolar AS merosot terhadap euro pada Senin (7/11/2022). Kemudian sterling didukung oleh sentimen risk-on atau pengambilan risiko dan reli di pasar saham Eropa. Melemahnya dolar membuat minyak dalam denominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, membantu mendorong harga lebih tinggi.

Harga minyak juga telah didukung oleh ekspektasi pasokan yang lebih ketat ketika embargo Uni Eropa terhadap ekspor minyak mentah lintas laut Rusia dimulai pada 5 Desember, meskipun kilang di seluruh dunia meningkatkan produksi.

"Bagi banyak orang, sepertinya akan ada perebutan barel pada Desember, khususnya di zona euro," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Pabrik penyulingan minyak AS pada kuartal ini akan menjalankan pabrik mereka pada tingkat yang sangat tinggi, mendekati atau di atas 90 persen dari kapasitas. Sementara itu, penyulingan swasta terbesar Cina, Zhejiang Petroleum and Chemical Co (ZPC), meningkatkan produksi minyak diesel.

Sementara itu, Kuwait Integrated Petroleum Industries Co (KIPIC) mengatakan fase pertama dari kilang Al Zour telah memulai operasi komersial.

Baca juga artikel terkait HARGA MINYAK DUNIA TURUN atau tulisan lainnya dari Antara

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin