Menuju konten utama

Harga Cabai Merah Pengaruhi Inflasi

Beberapa komoditas pangan memiliki andil inflasi besar, salah satunya cabai merah sebesar 0,35 persen.

Harga Cabai Merah Pengaruhi Inflasi
Pedagang menata cabai merah di Pasar Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Minggu (4/9). Menurut pedagang setempat menjelang Idul Adha harga cabai merah melonjak naik dari Rp28.000 per kilogram menjadi Rp55.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas.

tirto.id - Beberapa komoditas pangan memiliki andil inflasi besar, salah satunya cabai merah menyumbang inflasi sebesar 0,35 persen sepanjang 2016. Oleh karenanya, pemerintah berupaya mengendalikan inflasi pada 2017 dari sisi kelompok bahan pokok dan pengendalian harga, mengingat pada Januari inflasi tercatat sebesar 0,97 persen yang dipengaruhi oleh harga diatur pemerintah (administered price).

"Pengendalian inflasi terutama dari bahan pokok, untuk ketersediaan dan pengendalian harga," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dalam jumpa pers Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa, (21/2/2017) seperti dilansir dari Antara.

Lebih lanjur ia menjelaskan pihaknya akan berupaya untuk mengendalikan inflasi yang ditargetkan sebesar empat persen plus minus satu persen dengan menjamin pasokan bahan pokok yang tersedia untuk masyarakat.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pada inflasi Januari 2017 yang hampir menyentuh angka satu persen tersebut dipengaruhi oleh harga yang diatur pemerintah.

Kenaikan biaya administrasi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), penyesuaian tarif listrik 900 Volt Ampere (VA), kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan rokok, menjadi sumber inflasi pada Januari 2017 tersebut.

Dalam sebelas bulan ke depan, tantangan inflasi akan datang dari harga yang bergejolak seperti kelompok bahan makanan atau bahan pokok pangan. Tercatat, sepanjang 2016 kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar sepanjang 2016 yakni mencapai 1,21 persen dari inflasi 2016 yang sebesar 3,02 persen.

Selain cabai merah yang menyumbangkan inflasi ada bawang merah yang menyumbang sebesar 0,17 persen, bawang putih 0,11 persen, ikan segar 0,09 persen, cabai rawit 0,07 persen, minyak goreng 0,06 persen, gula pasir 0,06 persen, dan kentang 0,04 persen.

Menurut menteri, salah satu upaya pengendalian harga tersebut adalah membuat kesepakatan dengan pelaku usaha minyak goreng untuk penetapan harga hingga tingkat konsumen. Untuk minyak goreng curah, disepakati pada harga Rp10.500 per liter.

Sementara untuk ketersediaan beras, disebutkan bahwa saat ini masih mencukupi. Perum Bulog ditargetkan untuk menyerap hasil produksi petani sebanyak tiga juta ton sepanjang 2017.

Pemerintah memutuskan menambah kuota impor gula mentah atau raw sugar sebanyak 400.000 ton, untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumsi dalam negeri yang diakibatkan turunnya produksi dalam negeri. Gula mentah tersebut akan diolah menjadi gula kristal putih.

Selain itu pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi untuk gula kristal putih tersebut Rp12.500, yang tertuang dalam kesepakatan kerja sama antara para produsen dan distributor.

Pemberian tambahan kuota impor gula mentah tersebut diluar kebutuhan industri makanan minuman yang pada tahap pertama sudah diberikan izin importasi sebanyak 1,5 juta ton.

"Mengenai gula, masalahnya antara produksi dan konsumsi terjadi ketimpangan. Produksi kita tidak bisa memenuhi konsumsi," katanya.

Pada Januari 2017, inflasi dipengaruhi dari administered price yang mencapai 2,57 persen, antara lain kenaikan biaya administrasi STNK, penyesuaian tarif listrik 900 VA, kenaikan harga BBM dan rokok.

Dengan inflasi Januari 2017 tercatat sebesar 0,97 persen, maka inflasi tahun kalender mencapai 0,97 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year) 3,49 persen.

Baca juga artikel terkait HARGA CABAI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh