Menuju konten utama

Harga Ayam Naik Tipis, Peternak Khawatir Usai Lebaran Harga Turun

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi memiliki kekhawatiran bila kenaikan harga ayam di tingkat peternak tak berumur lama atau paling tidak segera berakhir di penghujung Lebaran.

Harga Ayam Naik Tipis, Peternak Khawatir Usai Lebaran Harga Turun
Peternak mengumpukan telur ayam broiler di salah satu usaha ayam bertelur Desa Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Senin (23/7/2018). ANTARA FOTO/Ampelsa.

tirto.id - Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi memiliki kekhawatiran bila kenaikan harga ayam di tingkat peternak tak berumur lama atau paling tidak segera berakhir di penghujung Lebaran.

Kekhawatiran Sugeng itu tak lain disebabkan karena kenaikan harga ayam di pasaran tak banyak memiliki dampak hingga di tingkat peternak.

Di awal Ramadan ini misalnya, harga ayam di tingkat peternak hanya berada pada kisaran Rp21 ribu per kg. Harga tersebut sedikit lebih tinggi dari batasan minimum yang ditetapkan Kemendag yaitu Rp20 ribu per kg.

"Ada kekhawatiran peternak jika sesudah Lebaran harga itu jauh di bawah harga pokok produksi. Nanti sesudah Idulfitri ada kekhawatiran harga turun," ucap Sugeng saat dihubungi reporter Tirto pada Selasa (8/5/2019).

Selain kenaikan yang cukup tipis itu, Sugeng menjelaskan bahwa kenaikan yang terjadi pada bulan Ramadan ini juga belum cukup signifikan. Ia mencontohkan usai naik hingga Selasa (7/5/2019) lalu, harga ayam di pasaran sudah mulai mengalami penurunan.

Ia khawatir bila penurunan ini terus berlanjut hingga akhir bulan puasa. Dengan demikian, walaupun pada lebaran nanti terdapat permintaan ayam cukup tinggi, kenaikan yang terjadi menjadi tak cukup signifikan di pasaran. Alhasil kenaikan di tingkat peternak pun juga semakin tak terasa bahkan jauh dari harapan.

Sugeng menjelaskan pentingnya harga itu juga dilatarbelakangi adanya kenaikan biaya yang dialami peternak selama bulan puasa hingga Lebaran. Ia mencontohkan adanya pengeluaran untuk THR karyawan hingga kenaikan biaya operasional.

"Yang kami khawatirkan kalau harga ayam turun terus di pertengahan puasa. Di satu sisi biaya yang harus dikeluarkan peternak jelang Idulfitri tidak seperti biasanya. Ada tunjangan karyawan dan sebagainya," ucap Sugeng.

Sugeng pun meminta agar pemerintah tak berpuas diri dengan perbaikan harga sementara yang terjadi selama puasa dan lebaran. Usai Idulfitri nanti, Sugeng mengatakan pemerintah perlu terlibat agar harga ayam di tingkat peternak tetap terjaga. Seperti melalui menjaga jumlah anak ayam (DOC) yang dilepas ke pasar agar harga ayam tetap stabil.

"Kalau itu dihitung dengan cermat artinya nanti tidak akan membebani peternak karena ada keseimbangan supply and demand," ucap Sugeng.

Memasuki bulan Ramadan, harga daging ayam di pasaran berangsur naik. Hingga 7 Mei 2019 lalu, nilainya berada di angka Rp 36-37 ribu per kg. Namun, pada 8 Mei 2019 terdapat penurunan ke angka Rp 36.250 per kg.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA AYAM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri