Menuju konten utama

Harbolnas, Saatnya Jeli Mengendus Diskon Abal-abal

Produk yang diskon bisa membuat konsumen lengah dan tak jeli mengecek kebenarannya.

Harbolnas, Saatnya Jeli Mengendus Diskon Abal-abal
Ilustrasi perempuan belanja online. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Setiap 12 Desember jadi hajatan besar berbelanja online di Indonesia dengan sebutan hari belanja online nasional (Harbolnas). Para pelaku e-commerce di Indonesia menggelar pesta diskon dan promo secara serentak yang bisa bikin konsumen tergiur.

Rio, 27 tahun, pekerja swasta di Jakarta Pusat salah satu dari sekian konsumen yang tergiur berbelanja saat Harbolnas. “Saya baru coba beli barang saat Harbolnas itu pada 2016. Setelah itu, setiap tahun, saya beli sedikitnya 1-2 barang. Ini juga karena harganya memang murah,” kata pria asal Semarang ini kepada Tirto.

Rio termasuk jadi konsumen yang jeli, ia telaten mengecek terlebih dahulu produk diskon di Harbolnas. Ia sadar promo yang ditawarkan para penjual terkadang bisa menipu. Ia pernah menemukan headphone yang harganya didiskon 65 persen dari harga normal Rp3 juta menjadi hanya Rp1 juta. Namun setelah mengecek harga di toko lain, ia menemukan harga barang yang sama persis harganya memang hanya Rp1,1 juta.

“Makanya kita harus cermat. Jangan berpatokan dengan harga barang dari satu penjual saja, cek juga toko online atau offline yang lainnya. Jadi biar kalau beli barang itu enggak terkesan tertipu,” tutur Rio.

Andri, 26 tahun, pria asal Yogyakarta ini mengaku pernah ingin membeli ponsel saat Harbolnas. Diskon yang diberikan penjual sebesar 30 persen. Namun setelah dihitung-hitung, diskon yang diberikan penjual ternyata tidak sebesar yang ditawarkan. Ia akhirnya memutuskan tidak jadi membeli ponsel karena tidak yakin.

“Diskonnya enggak sebombastis seperti yang ditawarkan. Lebih rendah justru. Karena tidak yakin, saya cari lagi yang lain. Takut ujung-ujungnya ada masalah,” katanya kepada Tirto.

Kesadaran risiko diskon abal-abal bisa jadi sudah menjadi perhatian banyak konsumen belanja online, tapi masih ada saja yang tertipu. Namun, perlu digarisbawahi tak semua diskon saat belanja online semuanya menipu.

Di luar negeri, pemberian diskon atau promo barang jadi modus penjual yang tak bertanggung jawab. Kebahagiaan konsumen membeli dengan harga miring karena diskon hanya ilusi. Menurut studi dari lembaga nonprofit dari Center for the Study of Services atau Consumers Checkbook menyimpulkan bahwa terdapat sejumlah toko ternama di AS yang menjual barang tertentu dengan harga diskon, akan tetapi sebenarnya adalah harga normal.

“Kami meyakini jika toko menawarkan harga diskon dalam waktu panjang, mereka sedang menyesatkan konsumen. Mereka memakai ilusi diskon untuk menjaga orang tetap beli,” tutur Kevin Brasler, Checkbook’s Executive Editor dikutip dari NBCNews.

Konsumen Jangan Gegabah

Bagaimana mendeteksi dari tipu-tipu diskon?

Sebelum asyik mencari barang-barang diskon ada baiknya konsumen untuk terlebih dahulu menetapkan barang yang ingin dibeli. Tujuannya, agar menghindari perilaku membeli secara impulsif atau membeli tanpa perencanaan atau barang yang tak dibutuhkan.

Di mata perencana keuangan yang baik, membeli barang dengan harga diskon sebenarnya pembelian yang cerdas. Namun, tawaran diskon seringkali membuat orang-orang justru lengah, dan jarang mengecek benar tidaknya diskon itu.

“Secara psikologis, diskon itu membuat kita emosional karena melihatnya sebagai peluang atau kesempatan terbaik untuk membeli,” kata Perencana Keuangan dari OneShildt Financial Planning Budi Raharjo kepada Tirto.

Konsumen harus menetapkan barang yang ingin dibeli. Dengan menetapkan barang yang ingin dibeli, pembeli umumnya sudah tahu harga sebelum Harbolnas. Dengan kata lain, pembeli juga bisa mendeteksi harga diskon asli atau diskon palsu. Bagi yang belum menetapkan barang yang dibeli, tapi ingin ikut membeli barang diskon tentunya tidak dilarang. Namun tetap, untuk juga mengecek harga barang di tempat lainnya untuk mendeteksi benar tidaknya diskon itu.

Adanya diskon-diskon palsu saat gelaran Harbolnas juga diakui Panitia Harbolnas 2018. Menurut mereka, pembeli perlu waspada agar tidak menjadi korban diskon atau potongan harga yang hanya menipu. “Untuk diskon yang tidak sesuai, kami di Harbolnas ini melakukan sesuatu yang namanya Harbolnas Experience Center. Kami mengajarkan orang untuk belanja aman dan nyaman,” kata Indra Yonathan, Ketua Harbolnas 2018 dikutip dari Antara.

Infografik Harbolnas

Infografik Harbolnas

Di laman resmi Harbolnas, terdapat juga tips belanja yang aman dan nyaman. Dari sejumlah tips yang ada, hanya satu tips yang erat kaitannya dengan keamanan, yakni calon pembeli harus mengecek review, rating dan komentar di toko penjual. Selain itu, calon pembeli juga bisa melaporkan keluhannya melalui laman resmi Harbolnas itu. Nanti, keluhan tersebut akan disampaikan kepada e-commerce bersangkutan untuk segera ditindaklanjuti.

“Kami sudah bekerja sama dengan pihak e-commerce, bahwa ketika ada informasi diskon yang tidak sesuai maka akan di take down oleh e-commerce yang bersangkutan,” tegas Indra yang juga pendiri dari Shopback Indonesia.

Perusahaan e-commerce juga membagikan tips untuk terhindar dari diskon palsu, di antaranya adalah Bukalapak. Ada sejumlah hal yang wajib diperhatikan calon pembeli saat mencari barang diskon saat Harbolnas.

Pembeli dianjurkan untuk mencari tahu harga barang yang diincar di pasar terlebih dahulu, secara offline maupun online. Kemudian, pembeli juga harus memperhatikan reputasi, respons balik, dan diskusi barang yang ada di toko penjual.

“Calon pembeli juga perlu membaca aturan penggunaan, deskripsi barang dan catatan, syarat dan ketentuan promo serta imbauan platform khusus Harbolnas jika ada,” kata Evi Andarini, Communication Manager Bukalapak kepada Tirto.

Harbolnas 2018 memang ditunggu-tunggu oleh para pencari barang diskon di akhir tahun. Namun ada baiknya, calon pembeli juga tidak gegabah dalam membeli agar tidak menyesal.

Baca juga artikel terkait HARBOLNAS atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Suhendra