Menuju konten utama

Harap-Harap Cemas Warga Bantaran Kali Pademangan ke Anies Baswedan

Warga berharap Anies benar-benar merealisasikan janjinya membangun kembali rumah warga yang roboh karena turap longsor.

Harap-Harap Cemas Warga Bantaran Kali Pademangan ke Anies Baswedan
Pekerjaan perbaikan Turap oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Lintas Tengah DKI Jakarta di RT 1 dan RT 4, Jalan Raya Lodan, Pademangan, Jakarta Utara sedang tahap pembangunan pondasi hingga saat ini, 21 November 2018. Tirto/Raden

tirto.id - Bocah-bocah kecil tetap asyik bermain tujuh batu—lebih dikenal dengan nama bete—meski di dekatnya sedang ada perbaikan turap yang longsor. Proyek tersebut berada di Jalan Raya Lodan, Pademangan, Jakarta Utara.

Ketika saya datang, Rabu (21/11/2018) siang, para pekerja masih membangun pondasi. Batu-batu dilempar ke pinggiran kali dan diaspal kembali. Sementara bangunan terdampak dibersihkan dari material yang tidak berguna.

Handoko, koordinator harian proyek yang dipekerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, mengatakan perbaikan ini sudah berlangsung selama tiga minggu. Perbaikan dilakukan karena turap longsor dan membikin beberapa rumah warga yang ada di sana rusak.

"Dapat info longsor, ya kami segera cepat-cepat perbaiki," kata Handoko kepada saya.

Handoko belum bisa memastikan hingga kapan proyek ini rampung. Ia hanya berharap cuaca bersahabat agar pekerjaan cepat selesai.

"Kami mah maunya secepatnyalah. Semua sudah kami kerahkan, dari pagi sampai magrib selalu dikejar biar cepat beres," katanya.

Hasan adalah salah satu warga yang rumahnya ambruk. Katanya, tanah mulai bergerak sejak empat bulan lalu. Pada akhir Oktober, tepi sungai mulai ambles. Ketika itu Dinas Sumber Daya Air pun langsung melakukan perbaikan dengan membangun kembali turap, namun longsor kembali terjadi.

"Jadi malam Minggunya itu [17 November] sudah parah," kata Hasan.

Selama rumah belum diperbaiki, Hasan menumpang di tempat pengungsian yang dekat dengan rumahnya.

Eli, warga lain yang ditemui di tenda pengungsian milik Dinas Sosial DKI Jakarta, menjelaskan rumahnya roboh secara perlahan.

"Robohnya pelan-pelan itu. Awalnya lurus, kayak orang sujud lama-lama roboh. Jadi panjang prosesnya dari sore sampai jam tiga pagi [Sabtu, 17 November 2018] itu jatuhnya," Eli bercerita.

Diselesaikan Secepatnya

Gubernur DKI Anies Baswedan sempat mendatangi lokasi Selasa (21/11/2018) kemarin. Ia menjanjikan perbaikan secepatnya. Ia juga berjanji Pemprov DKI akan kembali membangun rumah warga.

Janji itulah yang ditunggu-tunggu, termasuk oleh Eli, yang tinggal bersama satu anaknya di tenda pengungsian selama proyek berjalan.

"Ya harapan saya rumahnya dibangun seperti semula. Dapat hidup yang layaklah," harap Eli.

Meski demikian ia tak tahu kapan bisa menempati rumah itu kembali. "Tapi dilihat dulu katanya konstruksi tanahnya," sambung Eli.

Sebelum Anies meninjau, ia mengaku posko penampungan dalam kondisi tidak layak. Baru ketika Anies datang ada perubahan, meski tak signifikan.

"Pak gubernur datang ke sini, tadinya ini mah bolong-bolong [tenda pengungsiannya]. Sekarang mending. Ada kipas, tendanya diganti," tutupnya.

Anies memilih pendekatan yang berbeda dengan pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama, ketika menangani sungai Jakarta.

Sementara Ahok memilih pendekatan normalisasi—yang biasanya disertai penggusuran terhadap warga pinggir kali—Anies memilih naturalisasi. Jika pada normalisasi daerah aliran sungai dibeton, maka naturalisasi berupaya menghidupkan ekosistem semisal menanam tanaman di tepi sungai.

Namun tentu ini tak mudah. Setidaknya dalam kasus ini, mau tidak mau memang langkah pertama adalah memperbaiki turap, bukan menanam.

Baca juga artikel terkait NORMALISASI SUNGAI atau tulisan lainnya dari Nadhen Ivan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nadhen Ivan
Penulis: Nadhen Ivan
Editor: Rio Apinino