Menuju konten utama

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Suami Saat Istri Hamil

Ada beberapa kewajiban suami saat istri sedang hamil. Calon ayah mesti mengetahuinya agar perlakuan suami kepada istri bisa diberikan sebagaimana mestinya.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Suami Saat Istri Hamil
Ilustrasi pasangan suami istri. foto/istockphoto

tirto.id - Istri hamil tidak diperhatikan suami adalah sebuah kondisi yang tidak diinginkan bagi seorang perempuan. Sebab, terdapat beberapa kewajiban suami saat istri sedang hamil. Bagaimana semestinya perlakuan suami kepada istri yang sedang hamil?

Kehamilan merupakan salah satu momen paling membahagiakan bagi wanita. Bahkan bagi sebagian orang, kehamilan menjadi saat yang paling menggembirakan dalam hidup.

Namun, di balik kegembiraan ini, terselip rasa khawatir yang dialami oleh suami maupun istri.

Kehamilan bisa menjadi sangat berat bagi wanita yang mengalaminya. Maka dari itu, kehadiran suami sangatlah penting di setiap proses kehamilan sang istri. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan suami saat istri sedang hamil seperti dilansir NHS.uk.

Kewajiban Suami saat Istri sedang Hamil

Dukungan akan sangat membantu istri dalam masa kehamilan. Semakin dekat hubungan antara suami dan istri, maka keduanya semakin mampu berbagi perasaan yang dirasakan. Dengan demikian, keduanya bisa saling memberikan perhatian, terutama suami kepada istri.

Meski begitu, perhatian suami kepada istri tidak bisa sembarangan. Perkembangan kehamilan tiap minggunya perlu perhatian yang berbeda pula.

Maka, pelajari semua perkembangan kehamilan istri, baik lewat konsultasi ke dokter atau membaca artikel-artikel kesehatan terpercaya di internet.

1. Pekan-pekan Awal Kehamilan

Pada 14 minggu pertama, ibu hamil gampang merasa lelah dan merasa sakit. Bau-bauan tertentu dapat membuat istri mual, sehingga perlu banyak-banyak istirahat.

Istri mungkin akan mudah tersinggung terhadap hal-hal sepele. Setelah 14 minggu, ibu hamil akan mendapat kembali energinya, dan mungkin tidak lagi membutuhkan perawatan khusus seperti sebelumnya.

2. Pekan-pekan Selanjutnya

Menuju akhir waktu kehamilan, sekitar pekan ke 27-40, bayi yang dikandung akan terasa sangat berat. Istri akan kembali mudah lelah, dan muncul kekhawatiran dan ketakutan akan melahirkan.

Ajak istri mengobrol. Kecemasan mungkin akan timbul karena ia merasa kesepian, dan merasa kurang diperhatikan. Luangkan waktu di sela-sela pekerjaan untuk memantau keadaan, atau sewa pembantu rumah tangga.

Selain untuk menggantikan pekerjaan rumah, pembantu rumah tangga juga bisa menemani istri di rumah. Meskipun demikian, kehadiran suami secara langsung akan lebih memberikan energi positif bagi istri yang sedang hamil.

Pada masa ini, suami harus mulai bergantian mengerjakan pekerjaan rumah, bila tidak menyewa pembantu. Suami bisa membantu mengerjakan 2 hal:

  • Memasak, di bulan-bulan awal kehamilan, istri akan sensitif terhadap bau-bauan tajam, atau mudah kehilangan selera makan. Tetapi, bila suami yang memasak, istri akan lebih mungkin memakan apa yang dihidangkan untuknya.
  • Mengerjakan pekerjaan yang berat, akan sangat membantu kondisi kehamilan istri. Kehamilan yang semakin berat membuat banyak beban bagi punggung istri. Maka bantuan tenaga dari suami akan sangat bermanfaat, seperti membawakan barang belanjaan, mencuci piring, atau mengurus pakaian kotor.

Suami Harus Mengerti Istri yang Sedang Hamil

Selain dua hal di atas, suami harus mengerti istri yang sedang hamil yang bisa dilakukan dengan memberikan dukungan lain, yaitu mengajak untuk hidup sehat. Selain berguna bagi ibu dan bayi, kebiasaan ini juga berguna bagi suami. Apa saja yang bisa dilakukan?

  • Makan makanan bergizi. Mulailah dengan merubah pola makan di rumah. Ganti menu makan sehari-hari dengan menu yang lebih sehat. Tapi, jangan lupa perhatikan makanan apa yang perlu dihindari selama masa kehamilan.
  • Berhenti merokok. Asap rokok berbahaya bagi si buah hati. Bila suami perokok, maka usahakan untuk tidak merokok dekat istri, atau berhenti sama sekali.
  • Menemani istri ke dokter. Saat hamil, istri akan menjalani banyak pemeriksaan ke dokter. Luangkan waktu untuk menemani istri mengunjungi dokter. Selain dapat mengetahui kondisi istri, suami juga dapat mengetahui perkembangan si buah hati.

Jalani Berbagai Tes Kehamilan Bersama

Pasangan suami istri mungkin akan diminta untuk melakukan tes darah saat kehamilan. Tes ini biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah salah satu di antaranya membawa kondisi genetik tertentu. Tes ini juga dilakukan untuk mengantisipasi penyakit turunan yang mungkin dibawa oleh gen suami/istri.

Penanganan dini dapat dilakukan untuk mencegah bayi menderita penyakit turunan seperti penyakit sel sabit, talasemia, kista fibrosis, hingga AIDS. Dokter juga akan menanyakan riwayat penyakit di keluarga untuk memastikan hal tersebut.

Ikuti Kelas Prenatal

Cari tahu tentang kelas diskusi prenatal, atau apapun kaitannya dengan kehamilan. Semakin banyak suami tahu tentang kehamilan, semakin banyak yang bisa dilakukan untuk membantu istri.

Pengetahuan tentang persalinan juga penting bagi suami. Cari tahu lebih banyak apa saja yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah persalinan.

Kehadiran suami di masa persalinan juga akan sangat membantu menguatkan mental istri. Usahakan untuk membicarakan kegembiraan yang akan segera dialami ketika bayi lahir. Dengarkan juga curhat istri, dan kuatkan hatinya agar tidak khawatir berlebihan selama persalinan.

Jaga Perasaan

Walau istri yang sedang hamil, bukan berarti tidak berdampak kepada suami. Kehamilan istri mungkin akan menghadirkan serangkaian emosi bagi suami, meski kehamilan sudah direncanakan bertahun-tahun sebelumnya.

Menjadi seorang ayah akan menjadi babak baru kehidupan suami. Kehadiran si buah hati akan menghadirkan tanggung jawab lebih besar bagi rumah tangga. Banyak laki-laki merasa belum siap mengemban tanggung jawab tersebut, berapa pun usianya.

Kehamilan pertama juga membawa perubahan bagi hubungan suami istri. Perubahan itu bisa jadi menakutkan, meskipun kehadiran buah hati sudah dinantikan begitu lama. Maka, atur perasaan dengan memakan makanan yang memberikan efek tenang dan menghilangkan kecemasan. Atau, kunjungi kelas Yoga untuk menjaga energi positif di dalam pikiran.

1. Masalah Keuangan

Masalah keuangan juga akan menghantui suami istri baru. Suami istri mungkin akan kehilangan pendapatan sementara waktu, dan biaya tambahan untuk bayi.

Penting untuk melakukan perencanaan ulang finansial keluarga. Penghematan di beberapa bagian juga perlu dilakukan untuk menjaga kondisi ekonomi tetap stabil.

2. Masalah Seks Selama Kehamilan

Berhubungan badan selama masa kehamilan tidak dilarang. Tetapi, wanita yang sedang hamil akan mengalami perubahan dalam kebiasaan seksnya, dan itu normal. Di samping itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait hubungan seks selama kehamilan.

  • Payudara istri akan menjadi lebih sensitif daripada biasanya, sehingga perlu perlakuan yang lebih lembut.
  • Jangan berhubungan badan bila terjadi pendarahan, atau rasa sakit yang sangat.
  • Usahakan untuk mendahulukan kenyamanan istri. Coba beberapa posisi seks yang cocok untuk ibu hamil.

Berhubungan intim selama kehamilan akan terasa tidak nyaman bagi sebagian orang. Bila suami juga mengalami ketidaknyamanan selama berhubungan intim, usahakan untuk mengutarakannya dengan baik-baik. Kondisi psikis ibu hamil akan lebih sensitif dari biasanya. Bisa juga dengan berbagi pengalaman dengan kawan atau famili yang sudah terlebih dahulu mempunyai anak.

Persiapan Sebelum Persalinan

Penting bagi suami untuk mempersiapkan hal-hal di bawah ini pada beberapa minggu sebelum persalinan.

  • Aktifkan selalu alat komunikasi, agar istri bisa menghubungi bila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam keadaan penting.
  • Tentukan di mana lokasi yang akan menjadi tempat kelahiran. Diskusikan dengan istri di mana si buah hati akan lahir.
  • Bila menggunakan mobil pribadi, usahakan bahan bakar selalu tersedia. Selain itu, periksa rute yang akan dilalui, termasuk waktu perjalanan, rutinitas keadaan lalu lintas, dan sebagainya.
  • Persiapkan satu tas khusus berisi baju ganti istri, makanan dan minuman ringan, dan pengisi daya gawai sebelum berangkat ke tempat bersalin.

Dalam perjalanan menuju tempat bersalin, usahakan tetap tenang dan jangan panik. Fokus pada rute yang ditempuh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sambut Anggota Keluarga Baru

Setelah kelahiran, pasangan akan menemukan pengalaman luar biasa yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya, seperti melihat bayi untuk pertama kalinya. Beberapa orang tua baru merasakan dorongan emosional yang kuat, hingga menangis.

Tetapi kebahagiaan yang dirasakan jangan sampai mengganggu kebutuhan lainnya, seperti makan dan beristirahat.

Membawa Pulang Ibu dan Buah Hati

Suami akan menemukan banyak sanak saudara yang datang menjenguk di beberapa hari sepulang dari tempat bersalin yang mungkin akan membantu beberapa pekerjaan rumah, sehingga istri dapat fokus istirahat dan menyusui bayinya.

Namun, kadang bantuan tidak berlangsung selamanya. Maka, ambillah cuti selama seminggu atau lebih agar membantu pekerjaan rumah sambil menunggu istri pulih.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasca-kehamilan.

  1. Terlalu banyak tamu akan mengganggu kenyamanan istri dan bayi.
  2. Bergantian menjaga si kecil agar istri bisa beristirahat.
  3. Ambil alih pekerjaan rumah, terutama pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga.
  4. Gunakan waktu cuti untuk mendekatkan diri dengan bayi. Cobalah untuk bergantian memandikan bayi, memakaikan baju, dan menidurkan bayi.
  5. Pertimbangkan kembali untuk melakukan hubungan seks. Butuh beberapa minggu bagi istri sampai benar-benar fit kembali. Diskusikan bersama tentang hubungan seks dengan istri.

Mengatasi Kecemasan Pasca-melahirkan

Beberapa ibu merasa tertekan dan cemas, sehingga butuh perhatian ekstra suami. Pastikan suami tahu bagaimana mendeteksi gejala kecemasan ini, dan bagaimana cara menanggulanginya.

Kondisi psikologis suami juga mungkin akan mengalami perubahan, begitu pula istri, tapi bukan berarti suami dapat mengabaikan dirinya sendiri.

Saling berbagi perasaan dengan pasangan akan banyak membantu. Selain itu, bicarakan masalah perasaan kepada orangtua dan kerabat. Namun, bila kondisi perasaan ini semakin memburuk, hubungi psikolog untuk mendapat penanganan yang tepat.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Adilan Bill Azmy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Adilan Bill Azmy
Penulis: Adilan Bill Azmy
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ibnu Azis