Menuju konten utama

Guy Fawkes dan Topeng Simbol Pemberontakan

Tokoh Guy Fawkes dalam sejarah tidaklah sama dengan imaji umum tentang Guy Fawkes yang didapat dari film V for Vendetta.

Guy Fawkes dan Topeng Simbol Pemberontakan
Demonstran memakai topeng Guy Fawkes saat turun ke jalan di Oporto, Portugal. Getty Images/iStock Editorial

tirto.id - Hari Pendidikan Nasional pada 2015 lalu sempat diwarnai aksi unjuk rasa oleh para mahasiswa-mahasiswi yang mengatasnamakan dari kelompok Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) organ mahasiswa, sayap dari Partai Keadilan Sejahtera.

Mereka menyerukan perlindungan terhadap apa yang disebut sebagai pribumi. Para peserta aksi unjuk rasa memakai topeng Guy Fawkes yang khas berwarna putih dengan garis hitam menunjukkan mata, hidung, dan bibir yang digambarkan menyeringai. Topeng ini terkenal terutama lewat novel-grafik dan film berjudul V for Vendetta (2005).

Unjuk rasa pada 21 Mei 2015 yang dilakukan di depan istana ini juga membentangkan spanduk bertuliskan #LindungiPribumiAtauRevolusi dan #LindungiPribumi. Rekam digital kicauan akun @KAMMIPusat yang mendaku sebagai akun resmi pengurus pusat KAMMI menyebut topeng Guy Fawkes merupakan simbol perlawanan pada pemerintah yang semena-mena dan tiran. Sembari juga menjelaskan alasan pemakaian atribut lain seperti caping dan sarung yang dianggap mewakili petani, rakyat dan umat Islam.

Selain unjuk rasa yang dilakukan KAMMI, dalam aksi peringatan 100 hari kepemimpinan Presiden Jokowi di awal 2015 juga tampak beberapa peserta mengenakan topeng Guy Fawkes untuk menunjukkan solidaritas terhadap KPK.

Di belahan bumi lain, topeng Guy Fawkes benar-benar digunakan oleh para pengunjuk rasa untuk memprotes pemerintahan otoriter. Misalnya di Thailand pada pertengahan tahun 2013 lalu yang menuntut diakhirinya rezim Shinawatra karena telah berkuasa terlalu lama dan korup.

Di Brazil, saat Piala Dunia dihelat di sana, pengunjuk rasa melakukan protes lantaran mahalnya biaya untuk mempersiapkan acara. Angka itu dinilai tak pantas, apalagi masih banyak problem kemiskinan dan ketimpangan sosial di negara tersebut. Arab Saudi dan Bahrain pun resmi mengeluarkan larangan pemakaian topeng Guy Fawkes lantaran dicap sebagai simbol anti-pemerintahan dan dapat merusak stabilitas negara.

Bagaimana sebenarnya sosok pemakai topeng Guy Fawkes digambarkan dalam novel dan film berjudl V for Vendetta ini?

V Sosok bertopeng Guy Fawkes

Topeng Guy Fawkes tidak dapat dilepaskan dari novel dan film berjudul V for Vendetta. Adalah David Lloyd yang membuat ilustrasi topeng Guy Fawkes untuk kebutuhan novel yang terbit pada 1988 silam. Berlanjut diangkat ke film dengan judul yang sama, sosok V tampak mengenakan topeng Guy Fawkes.

Di seri novel V for Vendetta yang diterbitkan oleh DC Comics, sosok V bertopeng Guy Fawkes digambarkan sebagai seorang revolusioner berideologi anarkisme, pandangan politik mengenai konsep masyarakat tanpa negara, non-hierarkis, dan mengatur kelompok dan dirinya sendiri secara sukarela. V membunuh mantan penculiknya, menjatuhkan negara fasis di bawah rezim Partai Norsefire, dan meyakinkan rakyat untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis.

Dalam film, sosok V masih mengadopsi karakter sama, dengan latar belakang masa depan Inggris tahun 2028 pasca-Perang Dunia Ketiga. Kelaparan, sakit penyakit, dan angka kematian yang begitu tinggi membuat penguasa Adam Sutler menerapkan jalan pemerintahan yang fasis dan otoriter dengan dalih untuk membebaskan rakyatnya dari belenggu penderitaan.

Tidak ada kebebasan sipil, termasuk hak berpendapat dan hak untuk berbeda. Semua dikontrol negara. Kaum imigran, Yahudi, Muslim, ateis, homoseksual, dan orang-orang tak diinginkan lainnya dilihat sebagai lawan politik. Mereka dipenjara dan dieksekusi di kamp konsentrasi.

Mengenakan topeng Guy Fawkes, sosok yang menamai dirinya V menyelamatkan Evey Hammond, seorang pegawai Jaringan Televisi Inggris yang dikelola pemerintah. Ia meledakkan gedung pengadilan pidana Old Bailey di London. Lewat televisi, ia mengumumkan agar rakyat Inggris bangkit melawan pemerintah mereka.

infografik topeng guy fawke

Setelah topeng tersebut muncul di internet, seketika ia menjadi simbol perlawanan yang terkenal, terutama pada 2008 ketika dipakai kelompok hacktivist online bernama Anonymous. Ia menentang keinginan pemimpin Scientology yang ingin menghapus video Tom Cruise sedang berbicara panjang lebar soal keyakinan Scientology-nya.

Meski novel dan film V for Vendetta berjenis fiksi futuristik, sosok Guy Fawkes yang dilukiskan menjadi topeng Guy Fawkes memang benar-benar merupakan tokoh sejarah. Namun, Guy Fawkes-historis berbeda dan bahkan bertolak belakang dengan sosok V bertopeng Guy Fawkes yang kerap dijadikan simbol perlawanan terhadap pemerintah fasis dan otoritarian.

Guy Fawkes-historis lahir di kota York, Inggris pada 13 April 1570 silam. Setelah ayahnya meninggal, ibunya menikah lagi dengan seorang Katolik dan Fawkes turut tumbuh menjadi Katolik (J. A. Sharpe, Remember: A Cultural History of Guy Fawkes Day). Di usianya yang ke-21, Fawkes menjual harta warisan dari ayahnya dan pergi memperjuangkan Katolik Spanyol melawan reformis Protestan Belanda dalam perang selama 80 tahun. Menurut catatan The Telegraph, nama Guido dipakainya untuk semakin mengesahkan komitmennya kepada iman Katolik.

Saat itu, ada gonjang ganjing politik di Kerajaan Inggris. Robert Catesby yang memiliki rencana awal membunuh Raja James I guna mengembalikan tahta raja kepada seorang Katolik, menyewa sebuah ruangan bawah tanah di gedung parlemen. Fawkes didapuk sebagai orang yang menangani bubuk mesiu yang akan dipakai untuk meledakkan gedung tersebut. Sebelum rencana berhasil, pihak berwajib menggeledah Istana Westminster pada dini hari tanggal 5 November, dan menemukan Fawkes sedang menjaga bahan peledak tersebut.

Setelah melalui serangkaian pengadilan dan dipamerkan di depan publik, Fawkes dan tiga rekan lainnya dieksekusi pada 31 Januari 1606. Fawkes sebagai orang terakhir yang dieksekusi pada hari itu menyaksikan rekan-rekannya digantung dan tubuhnya dipotong-potong. Dia sempat meminta pengampunan kepada raja dan negara sambil membuat tanda salib sebagai praktik khas Katolik.

Meski tak membantunya dapat lolos dari hukuman mati, Fawkes tak sempat merasakan penyiksaan mutilasi ketika ia terjatuh dari pijakan dan membuatnya seketika mati tergantung tali. Fawkes menjadi identik dengan kegagalan plot serangan bubuk mesiu untuk meledakkan gedung dan menggulingkan raja. Itulah yang diperingati Inggris sejak 5 November 1605.

Baca juga artikel terkait SEJARAH DUNIA atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Humaniora
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Maulida Sri Handayani