Menuju konten utama

Gus Yahya: Pesan Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam Resolusi CDI

Pesan Bhinneka Tunggal Ika termuat dalam resolusi internasional Komite Eksekutif Centrist Democrat International (CDI) di Brussels, Belgia.

Gus Yahya: Pesan Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam Resolusi CDI
Katib 'Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama Ursula von der Layen, Presiden Uni Eropa, di Zagreb, Kroasia, 4 Oktober 2020. FOTO/Doc.PBNU

tirto.id - Pertemuan Komite Eksekutif Centrist Democrat International (CDI) di Brussels, Belgia, pada Kamis (1/10/2020) lalu mencetuskan resolusi untuk mempromosikan solidaritas dan saling menghormati antar-masyarakat, budaya, dan bangsa di dunia. Ditegaskan oleh Katib 'Aam PBNU sekaligus Duta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk CDI, KH Yaya Cholil Staquf, resolusi internasional ini memuat idealisme keadaban sekaligus semboyan banga Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

"Kami bertekad untuk membangun dan mewariskan kepada generasi mendatang sebuah peradaban global yang unsur-unsur pembentuknya mempertahankan karakteristik khas mereka. Untuk muncul dan berkembang, peradaban semacam itu harus menghormati persamaan hak dan martabat setiap manusia serta mewujudkan prinsip "harmoni dan persatuan di tengah keberagaman", seperti yang tertuang dalam semboyan Uni Eropa (In varietate concordia) dan Republik Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika)," bunyi paragraf penutup resolusi tersebut yang diterima Tirto.id dari siaran pers pada Minggu (4/10/2020)

CDI adalah koalisi partai-partai politik internasional beranggotakan lebih dari 150 partai politik dari 70 negara di dunia, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Indonesia. Kaukus Eropa dari parpol-parpol anggota CDI adalah EPP (European People’s Party) yang memenangkan pemilu Eropa yang baru lalu dan kini mengendalikan pemerintahan Uni Eropa.

Menurut Yahya Staquf, sebelum pertemuan, pihaknya dimintai pandangan tentang hal-hal yang perlu diangkat sekaligus menyusun rancangan resolusi Komite Eksekutif CDI digelar. Resolusi itu diterima secara aklamasi.

"Setelah dinyatakan diterima, Sekretaris Jenderal CDI, Antonio Isturiz White, menyatakan ungkapan terima kasih kepada teman-teman kita dari Indonesia yang telah merancang resolusi ini," jelas Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Staquf.

“Ini adalah perkembangan yang luar biasa penting bahwa kita berada pada momentum ketika masyarakat internasional semakin merasa membutuhkan inspirasi keadaban dari Indonesia," imbuhnya.

Menurut Gus Yahya, resolusi internasional itu, memuat jejak nyata, bahkan harfiah, dari idealisme keadaban Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Lebih lanjut Katib ‘Aam PBNU itu mengungkapkan, dunia dewasa ini sedang bergerak menuju peradaban global yang tunggal dan saling bercampur.

Demi menjamin koeksistensi damai dari berbagai keragaman yang ada, sekaligus memelihara stabilitas politik dan keamanan internasional dalam peradaban global tersebut, perlu diupayakan terbentuknya tata dunia yang dilandaskan pada aturan dan hukum (rules-based order).

Penting pula diupayakan agar dunia tidak terjerumus ke dalam kekacauan hukum rimba. Untuk itu diperlukan konsensus atas nilai-nilai keadaban bersama (shared civilizational values).

Di sisi lain, Gus Yahya mengungkapkan wejangan almarhum K.H. Maimun Zubair kepadanya secara pribadi sekitar 3 tahun lalu, bahwa Indonesia harus mampu memberi teladan kepada dunia tentang Bhinneka Tunggal Ika.

“Bhinneka Tunggal Ika adalah nilai fundamental yang paling dibutuhkan untuk diterima sebagai konsensus global saat ini”, tandasnya.

Penulis: Tim Media Servis