Menuju konten utama

Gunungkidul Belum Lakukan Rapid Test Massal karena Alat Terbatas

Dinkes Gunungkidul belum melakukan rapid test dikarenakan alat rapid diagnostic test (RDT) untuk mendeteksi COVID-19 terbatas.

Gunungkidul Belum Lakukan Rapid Test Massal karena Alat Terbatas
Ilustrasi petugas kesehatan menunjukkan sampel saat diagnostik cepat COVID-19 atau Rapid Test. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/pras.

tirto.id - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan hingga saat ini belum dapat melakukan "rapid test" COVID-19 secara massal karena keterbatasan alat tes cepat itu dan juga tenaga kesehatan (nakes), Raby (6/4/2020).

Sebelumnya Pemerintah Provinsi DIY belum lama ini mengeluarkan imbauan agar dilakukan pemeriksaan secara massal dengan menggunakan alat RDT di wilayah Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul.

"Sejauh ini, kami belum bisa melaksanakan pemeriksaan untuk masyarakat umum. Hal ini dikarenakan alat rapid diagnostic test (RDT) untuk mendeteksi COVID-19 terbatas," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty, di Gunungkidul, melansir laman Antara.

Ia mengatakan saat ini yang dilakukan Dinkes Gunungkidul untuk menekan penyebaran COVID-19 di wilayahnya, yakni melakukan "rapid test" pada pendatang dari daerah transmisi lokal, pekerja migran atau TKI, orang dalam pemnatauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG).

Selain itu, Dinkes Gunungkidul penelusuran kontak terus berjalan hingga saat ini. Penelusuran terutama dilakukan pada warga yang berkaitan dengan kasus positif COVID-19, seperti klaster jamaah tabligh dari Jakarta.

"Saat ini, fokus rapid test terhadap klaster-klaster yang ada di DIY, seperti klaster jamaah tabligh dari Jakarta," kata Dewi Irawaty.

Sementara laporan Dinkes Gunungkidul pada Rabu ini menunjukkan tidak ada peningkatan kasus signifikan. Jumlah positif COVID-19 terdapat 14 kasus secara akumulatif, di mana lima di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Gunungkidul Immawan Wahyudi juga menyampaikan saat ini pihaknya memaksimalkan model karantina mandiri.

Saat ini, ada tiga desa yang memberikan contoh baik bagaimana karantina yang sungguh-sungguh berbasis kearifan masyarakat.

"Saat ini ada beberapa warga yang reaktif rapid test menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sedangkan sebanyak 12 warga lainnya saat ini menjalani isolasi di RSUD Saptosari," demikian Immawan Wahyudi.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH