Menuju konten utama

Gunung Semeru Meletus, Awan Panas Meluncur 4 Km ke Arah Tenggara

Gunung Semeru meletus mengeluarkan awan panas dengan perkiraan mencapai 4 km ke arah tenggara. Masyarakat diimbau waspada.

Gunung Semeru Meletus, Awan Panas Meluncur 4 Km ke Arah Tenggara
Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Berdasarkan pemantauan Pos Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Semeru meluncurkan awan panas sepanjang 11 kilometer dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terguyur abu. ANTARA FOTO/Seno/rwa.

tirto.id - Gunung Semeru meletus mengeluarkan awan panas sejauh 4 kilometer pada satu 16 Januari 2021 pukul 17.24 WIB ke arah Tenggara. Gunung tertinggi di Jawa yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini sebelumnya juga pernah erupsi pada 1 Desember lalu.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) seperti dilaporkan ANTARA, menyampaikan bahwa arah guguran awan panas ini mengarah ke Sumber Mujur dan Curah Koboan.

"Gunung Semeru mengeluarkan awan panas dengan jarak 4,5 kilometer di daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Koboan, saat ini menjadi titik guguran awan panas," kata dia.

Berdasarkan laporan pengamatan visual sementara, terlihat asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari dari kawah Jonggring Saloko berwarna kelabu pekat dalam volume yang besar, sedangkan untuk hujan abu vulkanik diperkirakan mengarah ke utara menyesuaikan arah angin.

"Perkiraan awal lokasi awan panas guguran tersebut berada di daerah sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro," katanya.

Mengenai status gunung, saat ini Gunung Semeru masih berada pada level II atau waspada dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sedang melakukan evaluasi lebih lanjut.

Sementara itu, masyarakat yang bermukim di sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan dan sekitarnya agar waspada dalam menghadapi potensi bencana yang dapat ditimbulkan.

Dalam hal ini, khususnya masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan diimbau agar tetap waspada dalam menghadapi adanya intensitas curah hujan yang tinggi, sebab hal itu dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin.

Tim gabungan lintas kementerian/lembaga masih dalam proses pengembangan informasi dan belum ada keterangan adanya korban jiwa atas peristiwa tersebut.

Sementara itu, hujan abu vulkanik Gunung Semeru terjadi di beberapa kecamatan di antaranya Kecamatan Candipuro, Pasrujambe, dan Senduro.

Imbauan KESDM, Badan Geologi, PVMBG

Dengan terjadinya erupsi gunung Semeru ini, PVMBG mengimbau:

1. Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

2. Agar Masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

3. Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

4. Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di G. Semeru (mengingat banyaknya material vulkanik yg sudah terbentuk).

BPBD Lumajang sendiri telah mengakhiri masa tanggap darurat Gunung Semeru sejak 24 Desember 2020 lalu. Sebelumnya guguran awan panas Semeru Lumajang juga terjadi pada 1 Desember. Pada saat itu tidak ada korban jiwa namun 7 exavator terbawa lahar dingin di Curah Kobokan, menurut laporan BPBD Lumajang.

Baca juga artikel terkait GUNUNG SEMERU atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Agung DH
Editor: Nur Hidayah Perwitasari