Menuju konten utama

Gunung Merapi Terkini 20 November: Terdengar 4 Kali Suara Guguran

Terdengar empat kali dengan intensitas lemah hingga sedang dari Pos Babadan pada periode Jumat (20/11/2020) pukul 00:00-06:00 WIB.

Gunung Merapi Terkini 20 November: Terdengar 4 Kali Suara Guguran
Gunung Merapi difoto dari kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu ( 18/11/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.

tirto.id - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa tengah teramati mengeluarkan asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

Suara guguran dari Gunung Merapi juga terdengar sebanyak empat kali dengan intensitas lemah hingga sedang dari Pos Babadan pada periode pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jumat (20/11/2020) pukul 00:00-06:00 WIB.

Sebelumnya, menurut BPPTKG, pada periode pengamatan Kamis (19/11/2020) pukul 18:00 hingga 24:00 WIB juga terdengar dua kali suara guguran dari Pos Babadan.

Sementara, pada Rabu (18/11/2020) menurut laporan yang dirilis BPPTKG laju rata-rata deformasi (EDM) Babadan sebesar 12 cm/hari.

Pada hari yang sama tercatat pula 68 kali guguran, 1 low frequency, 242 hybrid/fase banyak, 31 vulkanik dangkal, 2 tektonik dan 39 kali hembusan dari Gunung Merapi.

Selain itu pada Rabu (18/11/2020) juga terdengar 5 kali suara guguran dengan intensitas sedang hingga cukup keras dari PGM Babadan, Jrakah, Kaliurang.

Aktivitas Gunung Merapi Terkini

Periode pengamatan

Jumat (20/11/2020) pukul 00:00 hingga 06:00 WIB

Lokasi Gunung Merapi

Gunung Merapi (2968 mdpl),

Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

Meteorologi

Cuaca di sekitar Gunung Merapi terlihat cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 15.5-20.6 °C, kelembaban udara 69-90 %, dan tekanan udara 567.7-687.7 mmHg.

Visual

● Gunung Merapi terlihat jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

● Terdengar suara guguran empat kali dengan intensitas lemah hingga sedang dari Pos Babadan.

kegempaan

■ Guguran

(Jumlah : 21, Amplitudo : 4-40 mm, Durasi : 12.4-88.8 detik)

■ Hembusan

(Jumlah : 16, Amplitudo : 3-12 mm, Durasi : 11.2-15.6 detik)

■ Hybrid/Fase Banyak

(Jumlah : 117, Amplitudo : 3-29 mm, S-P : 0.3-0.4 detik, Durasi : 5.8-10.9 detik)

■ Vulkanik Dangkal

(Jumlah : 14, Amplitudo : 40-75 mm, Durasi : 11.6-44.1 detik)

Kesimpulan

Tingkat Aktivitas Gunung Merapi Level III (Siaga)

Rekomendasi BPPTKG

1. Prakiraan daerah bahaya meliputi:

A. Provinsi DIY

a. Kabupaten Sleman. Kecamatan Cangkringan: Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

B. Provinsi Jawa Tengah

a. Kabupaten Magelang. Kecamatan Dukun: Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2)

b. Kabupaten Boyolali. Kecamatan Selo: Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi)

c. Kabupaten Klaten. Kecamatan Kemalang: Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang)

2. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

3. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

4. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

5. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH