Menuju konten utama

Gunung Merapi Meletus Lagi Jumat Malam dengan Tinggi Kolom 2,5 Km

Gunung Merapi kembali meletus pada Jumat malam (1/6/2018) sebanyak dua kali.

Gunung Merapi Meletus Lagi Jumat Malam dengan Tinggi Kolom 2,5 Km
Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan material vulkanis terlihat di dari wilayah Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat pagi (1/6/2018). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

tirto.id - Gunung Merapi meletus sebanyak dua kali pada Jumat malam, 1 Juni 2018. Letusan pertama di Jumat malam tercatat terjadi pukul 20.24 WIB.

Saat itu, Gunung Merapi tercatat meletus dengan durasi 1,5 menit dengan Amplitudo Maksimum 64 mm. Erupsi itu memicu kolom letusan setinggi 2500 Meter yang mengarah ke Timur Laut. Data tersebut merupakan hasil pengamatan dari pos PGM Jrakah.

Tak lama kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, Gunung Merapi meletus untuk kedua kalinya pada jumat malam dengan Amplitudo Maksimum 29 mm dan durasi selama 56 detik. Kali ini, kolom letusan tampak tegak setinggi 1000 meter dan teramati dari pos PGM Babadan.

Kejadian erupsi Merapi itu diumumkan oleh akun twitter resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Situs magma Indonesia milik Kementerian ESDM juga mengonfirmasi kejadian itu dengan dilengkapi tampilan citra satelit.

Dua letusan tersebut menyusul erupsi Merapi pada Jumat pagi tadi, sekitar pukul 08.20 WIB. Saat itu, Gunung Merapi meletus dengan durasi 2 menit dan amplitudo maksimum 77 mm. Erupsi tersebut memicu kolom letusan setinggi 6000 meter mengarah ke Barat Laut dan teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah.

Setelah itu, pada pukul 08.58 WIB, di seputar Pos PGM Jrakah terjadi hujan abu, pukul 09.02 WIB seputar Pos PGM Selo juga mengalami hal yang sama. Pada awal letusan, angin mengarah ke Barat Laut namun pada pukul 08.30 WIB, sesuai informasi dari BMKG Satklim Jogja, angin mengarah ke Barat Daya.

Data kegempaan di Merapi, selama Kamis kemarin (31/05/18), menunjukkan terjadi Hembusan 4 kali, gempa vulkano-tektonik (VT) 5 kali dengan kedalaman dominan di bawah 3 Km dari puncak. Sementara Guguran tercatat 11 kali dan gempa Tektonik 1 kali.

Terjadinya gempa VT ini menjadi indikasi proses magmatis berpengaruh pada letusan Gunung Merapi pada Jumat pagi tadi.

"Ekstrusi magma ke permukaan masih membutuhkan waktu mengingat diperkirakan posisi magma masih berada di bawah 3 Km, berdasarkan kedalaman gempa VT yang terjadi," demikian penjelasan Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTKG, Agus Budi Santoso sebagaimana dilansir situs magma Indonesia.

Sebagai informasi, dalam konteks aktivitas gunung api, gempa Volcano Tektonik (VT) adalah rekaman gempa yang mencerminkan proses retakan batuan pada sumber dalam. Sedangkan data gempa tektonik ialah rekaman gempa yang mencerminkan rekahan batuan yang tidak disebabkan oleh proses vulkanis.

Adapun data Hembusan merupakan rekaman gempa yang mencerminkan proses pelepasan gas. Sementara data Guguran adalah rekaman gempa yang mencerminkan guguran batuan.

Sementara itu, setelah erupsi pada Jumat pagi, data deformasi di Merapi tidak menunjukkan adanya gejala inflasi atau deflasi yang berarti. Sedangkan data geokimia dari pemantauan SO2 di puncak Merapi tidak menunjukkan adanya peningkatan flux.

Letusan pada Jumat pagi menunjukkan ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung merapi yang masih tinggi sehingga statusnya tetap Waspada dan area radius 3 kilometer dari puncak harus dikosongkan dari kegiatan penduduk.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom