Menuju konten utama

Gunung Merapi Alami 11 Kali Gempa Guguran pada 29 September

BPPTKG melaporkan bahwa telah terjadi setidaknya 11 kali gempa guguran pada 29-30 September 2019.

Gunung Merapi Alami 11 Kali Gempa Guguran pada 29 September
Ilustrasi. Aktivitas Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/wsj.

tirto.id - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyarta dan Jawa Tengah mengalami 11 kali gempa guguran selama 24 jam pada periode pengamatan Minggu, 29 September 2019 mulai pukul 00:00-24:00 WIB.

Hal tersebut disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Senin (30/9/2019) menyebutkan, pada periode pengamatan itu bukan hanya terjadi gempa guguran, namun juga tercatat terjadi 27 kali gempa hybrid atau fase banyak, lima kali gempa tektonik, dan enam kali gempa vulkanik dangkal.

Berdasarkan pengamatan visual pada ketinggian 50 meter di atas puncak, asap solfatara berwarna putih tampak keluar dari Gunung Merapi berintensitas tipis hingga sedang.

Pada periode pengamatan sejak Minggu (29/9) pukul 00:00 WIB sampai dengan Senin (30/9) pukul 06:00 WIB, BPPTKG mencatat terjadi satu kali guguran lava dengan jarak luncur 550 meter yang keluar dari Gunung Merapi ke arah hulu Kali Gendol.

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Level II atau Waspada pada Gunung Merapi, dan untuk sementara tidak menyarankan adanya kegiatan pendakian, melainkan untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

“Kami mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 Km dari puncak Gunung Merapi,” ujarnya yang dilansir dari Antara.

Berkaitan dengan kejadian guguran awan panas dengan jarak luncurnya yang semakin jauh tersebut, BPPTKG pun memberi imbauan kepada warga yang bertempat tinggal di kawasan alur Kali Gendol untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan

Masyarakat juga diharapkan agar tidak terprovokasi oleh isu-isu erupsi Gunung Merapi yang tidak disertai sumber yang jelas dan tetap mengikuti pengarahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG ataupun mendatangi langsung ke Kantor BPPTKG.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MERAPI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH