Menuju konten utama

Gunung Bromo Terus Berfluktuasi

Gunung Bromo masih terus berfluktuasi, beradasarkan ciri-ciri aktifitas yang ditunjukkan Gunung Bromo masuk ke dalam level II atau waspada. 

Gunung Bromo Terus Berfluktuasi
Semburan abu vulkanis keluar dari Kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (12/7). Aktivitas Gunung Bromo mengalami peningkatan dengan gempa tremor amplitudo maksimal 3-21 milimeter dan tinggi asap abu vulkanis 300-800 meter dari puncak kawah. Antara Foto/Umarul Faruq.

tirto.id - Gunung Bromo terus berfluktuasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) mengonfirmasi Bromo menunjukkan aktifitas tertentu, menunjukkan ciri-ciri yang mengarah ke kondisi waspada.

"Berdasarkan energi tremor dan deformasi, aktivitas Gunung Bromo secara umum masih berfluktuasi," kata Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan saat dihubungi dari Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (13/7/2016).

Ia menerangkan secara visual, aktivitas sekitar Gunung Bromo pada Rabu terpantau cuaca cerah hingga mendung, suhu mencapai 8-20 derajat celcius. Sementara dari kawah Gunung Bromo terpantau asap yang mengudara berwarna putih, kelabu kecokelatan, tebal dan sedang.

Tinggi asap yang terpantai berkisar 300-1.000 meter dari puncak kawah ke arah barat daya-timur. Selain itu, terdengar suara dentuman dari lemah sampai sedang. Teramati pula kemunculan sinar api samar dan lontaran material pijar setinggi 50 meter dari puncak kawah.

"Secara seismik pada Selasa (12/7) tercatat gempa tremor amplitudo maksimum 1-15 milimeter dominan 2 milimeter, 49 kali embusan dengan amplitudo maksimum 15-26 milimeter, dan 21 kali letusan dengan amplitudo maksimum 22-35 milimeter," tuturnya.

Berdasarkan data tersebut, disimpulkan Gunung Bromo berada dalam level II atau waspada, sehingga masyarakat tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl itu.

"Embusan abu vulkanis yang telah terjadi selama beberapa pekan terakhir merupakan hasil dari proses erupsi, tetapi belum berupa lontaran material pijar. Kalaupun terjadi lontaran, itu masih terjadi di dalam lubang kawah Gunung Bromo," katanya.

Hendra mengatakan bahaya ancaman erupsi masih didalam radius 1 kilometer dari puncak kawah dan potensi hujan abu dapat terjadi lebih dari radius 1 kilometer karena bergantung besar dan arah angin.

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya mengatakan aktivitas Gunung Bromo di Probolinggo makin meningkat dibandingkan dengan kondisi satu bulan terakhir.

"Hujan abu tipis terjadi di beberapa desa seperti Desa Ledokombo, Desa Wonokerso, dan Desa Sumberanom di Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, namun aktivitas masyarakat normal dan tidak ada pengungsian," katanya.

Sedangkan kondisi Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang juga normal dan penerbangan lancar, namun yang perlu diwaspadai jika arah angin ke arah barat hingga barat daya yang dapat berpengaruh pada lalu lintas penerbangan.

"Meskipun terjadi peningkatan seismik, status Gunung Bromo tetap waspada. Masyarakat diimbau tidak perlu panik, namun dilarang memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari puncak kawah Bromo," ujarnya.

Baca juga artikel terkait GUNUNG BROMO AKTIF

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh