Menuju konten utama

Gunung Anak Krakatau Siaga, Jalur Kapal Merak-Bakauheni Masih Aman

“Untuk kapal laut, asal tidak lewat di tengah kompleks Krakatau enggak apa-apa. Kapal laut yang berlayar antara Pulau Rakata dan Anyer masih oke, aman,” kata Antonius.

Gunung Anak Krakatau Siaga, Jalur Kapal Merak-Bakauheni Masih Aman
Ratusan kendaraan mengantre untuk memasuki kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (9/6/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo memastikan jalur penyeberangan Merak-Bakauheni masih aman untuk dilintasi meskipun Gunung Anak Krakatau sudah berstatus Siaga (Level III) pada Kamis (27/12/2018) pukul 06.00 WIB.

“Untuk kapal laut, asal tidak lewat di tengah kompleks Krakatau enggak apa-apa. Kapal laut yang berlayar antara Pulau Rakata dan Anyer masih oke, aman,” kata Antonius saat jumpa pers di Kementerian ESDM, Jakarta pada Kamis (27/12/2018).

Apabila perjalanan kapal laut dinilai masih aman, Antonius justru menilai perlu adanya peringatan terhadap perjalanan pesawat terbang. Karena hujan abu yang terjadi sejak Rabu (26/12/2018) berpotensi dapat mengganggu penerbangan.

Antonius menyebutkan abu yang muncul akan bergerak mengikuti arah angin yang membawanya.

Ia juga menekankan perlunya peringatan dini namun untuk rincian peringatan akan diserahkan kepada BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) yang lebih berwenang.

“Terkait penerbangan, saya kira kami memberikan peringatan saja bahwa ada gunung meletus, namun deteksinya ada di BMKG,” ujar Antonius.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau sendiri tercatat semakin intensif sejak 22 Desember 2018 dan terus mengalami peningkatan hingga akhirnya hari ini status Gunung Anak Krakatau naik menjadi siaga (level III).

“Karena adanya antisipasi terhadap eskalasi lanjutan, maka status dinaikkan. [Eskalasi] Itu memberikan potensi bahaya yang lebih luas dari yang dinyatakan Waspada,” ucap Antonius.

Baca juga artikel terkait STATUS GUNUNG ANAK KRAKATAU atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari