Menuju konten utama

Gunung Agung Siaga, Masyarakat Menjauh sampai Radius 7,5 Km

Rekomendasi untuk menjauhi Gunung Agung didasarkan pantauan pos pengamatan di Desa Rendang yang telah mencatat gempa vulkanik lebih dari 400 kali dalam 24 jam terakhir.

Gunung Agung Siaga, Masyarakat Menjauh sampai Radius 7,5 Km
Warga memotret asap yang mulai mengepul dari kawah Gunung Agung dari Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (19/9/2017). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Sterilisasi atau penghentian aktivitas masyarakat dan wisatawan dilakukan pada radius 7,5 km dari puncak Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali. Imbauan ini direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Belajar dari letusan tahun 1963, batu besar terlontar secara tiba-tiba dalam radius tersebut," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gede Suantika, di pos pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Selasa (19/9/2017).

Karenanya, ia menambahkan, Pura Besakih yang berada dalam radius tersebut sebaiknya mulai disterilkan dari aktivitas masyarakat dan wisatawan. Rekomendasi pelebaran kawasan larangan aktivitas itu meliputi kawasan utara, selatan, barat daya, dan tenggara.

"Rekomendasi itu didasarkan pantauan pos pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang yang telah mencatat gempa vulkanik lebih dari 400 kali dalam 24 jam terakhir," kata Gede Suantika sebagaimana dikutip dari Antara.

Pada Senin (18/9/2017) pukul 21.00 WITA, PVMBG menaikkan status aktivitas Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, dari waspada menjadi siaga atau level III.

Gede Suantika mengatakan dinaikkannya status gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya.

"Sejak beberapa hari terakhir, PVMBG mencatat peningkatan aktivitas gunung itu dengan terekamnya kegempaan vulkanik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik gunung itu saat ini dalam keadaan tidak stabil sehingga kemungkinan untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat," katanya menjelaskan.

Tercatat Senin (18/9/2017) pukul 20.00 WITA sudah dua kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 480 detik dan 18 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2 mm hingga 10 mm dengan lama gempa 7 hingga 40 detik.

Selain itu tercatat 355 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2 hingga 10 mm dengan lama gempa lima hingga 38 detik, sembilan dan tiga kali Tektonik Jauh.

Dari tanggal 14 September hingga 18 September 2017 pukul 20.00 WITA telah terjadi empat kali gempa yang berpusat di sekitar gunung dengan magnitudo Md 3.11 dan skala MMI II-III di Pos Pengamatan Gunung Agung di Rendang.

Baca juga: BNPB Nyatakan Gunung Agung Belum Mengeluarkan Hujan Abu

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari