Menuju konten utama

Gunung Agung Erupsi, Bandara Ngurah Rai Tetap Buka pada Selasa Pagi

Hingga saat ini tidak ada pembatalan jadwal penerbangan baik yang akan berangkat atau tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Gunung Agung Erupsi, Bandara Ngurah Rai Tetap Buka pada Selasa Pagi
Sejumlah penumpang beristirahat menunggu jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (29/6/2018). ANTARA FOTO/Wira Suryantala

tirto.id - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, hingga Selasa (3/7/2018) pagi ini masih beroperasi normal pascaerupsi Gunung Agung pada Senin (2/7) pukul 21.04 WITA.

"Aktivitas penerbangan di bandara masih aman karena abu vulkanik mengarah ke barat," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Selasa (3/7/2018).

Arie menjelaskan hingga saat ini tidak ada pembatalan jadwal penerbangan baik yang akan berangkat atau tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Pihaknya bersama otoritas penerbangan terkait akan terus memantau kondisi terkini mengenai pergerakan abu vulkanik secara berkala.

Bandara Ngurah Rai berada di selatan Gunung Agung atau berjarak sekitar 75 kilometer. Sementara Satelit Himawari BMKG menunjukkan sebaran abu vulkanik saat erupsi Senin (2/7) malam yang dominan mengarah ke barat.

Gunung Agung meletus pada Senin malam (2/7/2018), yakni sekitar pukul 21.04 WITA. Erupsi Gunung Agung kali ini memicu kolom abu teramati setinggi sekitar 2.000 meter di atas puncak.

Dalam siaran resmi BNPB itu, erupsi Gunung Agung disebut terjadi secara Strombolian karena disertai suara dentuman dan lontaran lava pijar yang teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km dari puncak.

Saat ini, Gunung Agung yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, masih berada pada Status Level III (Siaga). Zona bahaya yang harus kosong dari aktivitas penduduk adalah radius 4 kilometer dari Puncak Gunung Agung.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diimbau waspada.

Sebab, ada potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Baca juga artikel terkait STATUS GUNUNG AGUNG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra