Menuju konten utama

Groundbreaking Proyek MRT Fase II akan Dilakukan Akhir Januari 2019

William mengungkapkan ada kemungkinan depo akan dibangun di sekitaran Ancol.

Groundbreaking Proyek MRT Fase II akan Dilakukan Akhir Januari 2019
Petugas melakukan pengecekan kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan, groundbreaking untuk pembangunan moda raya terpadu (MRT) fase II bakal dilakukan pada akhir Januari 2019. Adapun MRT fase II itu hanya akan dibangun dari Bundaran HI sampai dengan Kota. Namun, nantinya akan diteruskan hingga depo MRT.

Untuk depo MRT fase II sendiri memang belum ditentukan. Sebelumnya, PT MRT Jakarta telah berencana untuk membangunnya di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Namun karena ada sengketa lahan, PT MRT Jakarta saat ini masih mengkaji letak depo barunya.

“Tanggal groundbreaking belum tahu, karena lagi dibicarakan. Namun semuanya sudah siap. Enggak ada masalah juga [pembangunannya] sampai Kota dulu. Saat ini kami lagi studi untuk depo MRT fase II,” kata William di kawasan Cawang, Jakarta Timur pada Selasa (22/1/2019).

Lebih lanjut, William mengungkapkan bahwa ada kemungkinan depo akan dibangun di sekitaran Ancol. Akan tetapi ia belum mau mengonfirmasinya lantaran masih ada studi yang harus dilakukan.

William sendiri memastikan bahwa JICA (Japan International Cooperation Agency) sebagai pemberi pinjaman tidak mempermasalahkan apabila proyek MRT fase II dilakukan sampai Kota. Pasalnya, PT MRT Jakarta sendiri saat ini tengah dalam proses mengkaji lokasi yang tepat untuk depo.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, depo MRT membutuhkan lahan seluas 9 hektar. Dengan demikian, William menilai pembangunan depo tidak akan bisa dilakukan di kawasan Stadion BMW sebagaimana santer terdengar selama ini.

“Kan diputuskannya untuk stadion [bagi] Persija. Pemerintah minta di situ ada stasiun, tapi bukan depo. Sehingga letak depo melewati Stadion BMW atau tidak, masih studi, tergantung dapat tanahnya,” ungkap William.

“Yang penting dilakukan studi yang komprehensif agar kita mendapatkan lokasi yang lahannya [memenuhi syarat], siap dimanfaatkan, dan secara ekonomi mendukung,” tambah William.

Masih dalam kesempatan yang sama, William menyebutkan pentingnya peranan depo untuk ratangga. Pasalnya, apabila hanya mengandalkan depo yang berada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, maka tidak akan cukup. Ia pun menegaskan perlunya keberadaan depo sehingga seluruh unit ratangga bisa terparkir dengan layak.

Sesuai rencana, akan ada 15 rangkaian kereta lagi yang disediakan untuk mengakomodasi penumpang di jalur MRT fase II. Sedangkan untuk di jalur MRT fase I yang berada di sepanjang Lebak Bulus-Bundaran HI, jumlah rangkaiannya telah sebanyak 16 unit.

“Sekarang jalan saja dulu fase II. Target beroperasinya kan 2024, sambil [pembangunan] itu berjalan, mudah-mudahan bisa ketemu lokasi deponya dalam waktu dekat,” ucap William.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto