Menuju konten utama

Granit Xhaka dan Barisan Kapten Bermasalah Arsenal

Granit Xhaka terlibat konflik dengan fans Arsenal, tapi ini bukan masalah baru. Sejak era William Gallas, Arsenal kerap punya kapten bermasalah.

Granit Xhaka dan Barisan Kapten Bermasalah Arsenal
Arsenal Granit Xhaka berbicara dengan wasit Martin Atkinson selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris di Stadion Emirates, London, Minggu 27 Oktober 2019. (Nigel French / PA via AP)

tirto.id - Saat mengisi sebuah sesi diskusi di The Ritz Calton-Milenia, Raffles Ave, Singapura pada 18 September 2019, CEO Arsenal Vinai Venkatesham pernah berujar tentang betapa bangganya dia terhadap penunjukan Unai Emery sebagai kepala pelatih. Vinai, dengan logat yang fasih mengklaim Arsenal punya visi yang jelas.

“Dengan Emery, kami ingin Arsenal bukan saja jadi tim yang punya ciri khas mengandalkan pemain muda. Kami memproyeksikan tim ini diperkuat pemain-pemain yang tahu etos kerja tim, yang tahu apa artinya menjadi seorang penggawa Arsenal dengan tanda meriam di dada mereka,” tutur dia, diikuti tepuk tangan tamu undangan.

Sebagai orang dalam, Vinai tentu punya hak mengklaim berbagai pandangannya soal klub yang bermarkas di Stadion Emirates tersebut. Namun, dari sudut pandang orang luar, klaim Arsenal “diperkuat para pemain yang paham etos kerja tim” patut dipertanyakan.

Lebih kurang satu bulan setelah klaim Vinai, tepatnya saat Arsenal menjamu Crystal Palace di Stadion Emirates, Minggu (27/10/2019) malam, kapten tim Granit Xhaka memperagakan sikap yang memicu kemarahan barisan fans tuan rumah.

Saat ditarik keluar lapangan oleh Emery, Xhaka melemparkan ban kapten di lengannya ke arah Pierre-Emerick Aubameyang, wakil kaptennya. Gestur ini dianggap hal buruk karena normalnya, dalam pertandingan sepakbola seorang kapten yang ditarik keluar akan memasangkan ban kaptennya ke lengan pemain lain yang ditunjuk sebagai wakilnya.

Emosi para suporter di tribun makin menjadi-jadi saat Xhaka meninggalkan lapangan dengan berjalan santai, padahal saat itu skor masih imbang 2-2. Lazimnya, apabila seorang pemain ditarik keluar ketika timnya belum unggul, dia akan berlari demi menghemat waktu.

Berbagai sorakan dari fans mengarah kepada Xhaka. Cemoohan-cemoohan di tribun itu bikin Xhaka tak kuasa menahan sikap tempramennya dan memuntahkan kemarahan balik dengan tak kalah menggebu-gebu.

Dia mengumpati balik fans dan memasang tangan di telinga, seolah meminta diteriaki lebih keras lagi. Saat sudah melewati garis batas lapangan, dia lantas melepas seragam Arsenal yang melekat di badannya dan berjalan menuju lorong, alih-alih bench.

Kejadian yang menimpa Xhaka ini mengundang beragam pro-kontra.

Stuart MacFarlane, fotografer tim Arsenal, menanggapinya dengan sikap kecewa kepada suporter. Senin (28/10/2019) MacFarlane mengunggah foto pemain Arsenal lain, Lucas Torreira yang sedang menangis dengan keterangan teks: “Ini adalah reaksi Torreira terhadap perlakuan fans kepada Xhaka, dia menangis dan tak ada yang bisa menghiburnya. Dia benar-benar peduli dengan kaptennya.”