Menuju konten utama

Grab Rugi Rp6 Miliar Akibat Order Fiktif

Grab Indonesia diperkirakan mengalami kerugian Rp4,2 juta per hari akibat adanya order fiktif.

Grab Rugi Rp6 Miliar Akibat Order Fiktif
Seorang warga mencari transportasi online Grab. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id - Grab Indonesia diperkirakan mengalami kerugian Rp6 miliar akibat adanya order fiktif. Polda Jawa Tengah mengatakan sindikat pengemudi Grab memanipulasi aplikasi pemesanan untuk memperoleh keuntungan dari praktik ilegal tersebut.

"Dari sekitar enam bulan operasi para 'ghost driver' ini kerugian diperkirakan mencapai Rp6 miliar," kata Kasubdit Ekonomi Khusus Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah AKBP Teddy Fanani di Semarang, Senin (19/3/2018).

Kerugian itu berasal dari insentif atas order fiktif yang dilakukan para pelaku. Dari komplotan itu didapati 53 akun driver yang digunakan untuk memanipulasi order fiktif.

Ia menjelaskan dalam setiap delapan pesanan, maka mitra akan memperoleh insentif Rp80 ribu yang harus dibayarkan oleh Grab. Maka dari 53 akun tersebut, Grab dirugikan sekitar Rp4,2 juta per hari.

Sebelumnya, Kepolisian mengungkap sindikat pengemudi taksi dalam jaringan (daring) Grab yang menggunakan modus order fiktif dengan memanipulasi aplikasi pemesanan di wilayah Jawa Tengah.

Polda Jawa Tengah telah menangkap seorang "hacker" dan tujuh pengemudi sebagai operator order fiktif. Bersama dengan komplotan itu, polisi mengamankan 213 telepon seluler yang diduga digunakan untuk menjalankan tindak pidana tersebut.

"Tujuh pengemudi ini beroperasi di Pemalang dan ditangkap oleh petugas polres setempat," katanya.

Sementara seorang "hacker" berinisial TN yang memiliki kemampuan memanipulasi aplikasi pemesanan dan penerima pesanan ditangkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah di Semarang.

Sementara itu, Region Head Central Java & Special Region of Yogyakarta Grab Indonesia, Ronald Sipahutar mengapresiasi tindakan tegas Polda Jawa Tengah dan Polres Pemalang dalam pengungkapan kasus ini.

Menurut dia, sudah ada lima kasus serupa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia yang telah diungkap kepolisian.

"Dari berbagai kasus itu, baru Jawa Tengah yang berhasil mengungkap teknis yang memanipulasi aplikasi pemesanan ini," katanya.

Grab sendiri, kata dia, sudah memiliki sistem untuk mengantisipasi kecurangan semacam itu. Bahkan, lanjut dia, tindakan tegas seperti teguran hingga pemutusan hubungan kerja sama dengan mitra juga sudah dilakukan. Khusus terhadap mitra yang melakukan tindak pidana semacam ini, menurut dia, Grab menyerahkannya ke kepolisian.

Baca juga artikel terkait GRAB INDONESIA

tirto.id - Bisnis
Sumber: antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora