Menuju konten utama

Google Segera Hadirkan Fitur Incognito di Aplikasi Maps

Google berencana akan mengembangkan fitur incognito atau mode penyamaran di aplikasi maps. 

Google Segera Hadirkan Fitur Incognito di Aplikasi Maps
Ilustrasi Google Maps. FOTO/IStocphoto

tirto.id - Google berencana mengembangkan fitur incognito atau mode penyamaran di aplikasi Maps dan mesin pencariannya.

Hal tersebut disampaikan oleh CEO Google, Sundar Pichai pada Selasa (7/5/2019) dalam Konferensi Pengembang Tahunan I/O.

Bussiness Insider, melaporkan bahwa dalam konferensi tersebut Pichai menjelaskan, jika pengguna mengaktifkan mode incognito maka akses perusahaan Google terkait lokasi, navigasi dan pencarian pengguna terblokir.

Sebelumnya, Google memperlengkapi aplikasi peramban dan YouTube mereka dengan fitur incognito. Begitu diluncurkan, fitur ini menjadi sangat populer.

“Mode incognito adalah fitur populer di [peramban] Chrome sejak peluncurannya, dan kami membawanya ke [aplikasi] Maps,” kata Pichai.

Pengguna bisa mengaktifkan mode pencarian privat di Maps dengan menyentuh ke foto profil di bar pencarian di bagian atas aplikasi. Operasi ini akan memunculkan layar menu, dan pengguna akan menemukan “Nyalakan mode Incognito” di salah satu opsinya.

“Kami ingin membuat pengguna mudah masuk dan keluar mode incognito,” kata Pichai.

Google memang serius untuk menjaga privasi pengguna dan terus mengembangkan inovasi untuk menjaganya.

Sebagai tambahan mode incognito, Google juga mengizinkan pengguna mengetahui data apa saja yang dibagikan pengguna melalui aplikasi Google yang mereka gunakan.

Pada ikon profil di Chrome, YouTube, News, Assistant, atau Maps pengguna dapat mengakses pengaturan yang disebut “Data Anda” yang dapat digunakan untuk mengontrol berapa lama Google akan melacak informasi dari pengguna.

Fitur tersebut akan mulai bisa diakses per tanggal 7 Mei 2019, dengan riwayat lokasi menyusul, seperti dilansir The Verge.

Data lokasi pengguna adalah subjek yang cukup menjadi masalah bagi Google, pada 2018, AP News melaporkan bahwa Google masih menyimpan data lokasi pengguna bahkan ketika riwayat lokasi dinon-aktifkan.

Maka dari itu, perusahaan ini juga sedang mengembangkan Chrome yang membuat pengguna bisa mengontrol apa yang disebut “tracking cookies”, yaitu rangkaian data software yang mengikuti orang-orang ketika mengakses web.

Operasi tersebut akan membuat google mengidentifikasi laman pihak ketiga dan pengiklan untuk melacak pengguna.

Google mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan pengguna untuk menghapus sebagian besar tracking cookies tanpa mengganggu akses lain, dalam arti tetap bisa masuk ke situs-situs yang perlu Log In dnegan menggunakan pengaturan web personal.

Sedangkan, saat ini Chrome hanya mengizinkan pengguna menghapus cookies saja.

Upaya ini juga dilakukan Google untuk menyaingi peramban milik Apple, Safari dan Mozilla’s Firefox yang telah mengembangkan perangkat keamanan privasi untuk memblokir situs yang melacak aktivitas daring pengguna.

Marc Rotenberg, presiden Electronic Privasy Information Center mengatakan bahwa langkah ini tidak begitu mengesankan.

“Kalau Komisi Perdagangan Federal tidak menyiapkan diri untuk mengambil langkah memaksa perusahaan [teknologi], janji-janji untuk melindungi keamanan pengguna ini hanya dianggap sepele,” ujarnya.

Selain membahas fitur baru incognito ini, Google juga menyampaikan beberapa inovasi produk perusahaan lainnya dalam konferensi tersebut, diantaranya Ponsel Pixel 3a, Nest Home Max, Android Q Beta 3, fitur Live Caption, Project Mainline, update fitur Google Lens, dan hadirnya Google Duplex di desktop.

Baca juga artikel terkait GOOGLE atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo