Menuju konten utama

Golkar Nilai Munas Otonomi Partai, Tak Harus Ikuti Keinginan Jokowi

Golkar menyatakan keputusan untuk menggelar musyawarah nasional (munas) merupakan otonomi setiap partai. 

Golkar Nilai Munas Otonomi Partai, Tak Harus Ikuti Keinginan Jokowi
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan ketika menghadiri HUT Ke-54 Partai Golkar di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (21/10/2018). HUT ke-54 Partai Golkar dihadiri ribuan kader partai dan pimpinan partai koalisi Indonesia Kerja. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Ketua DPP Gokar Andi Sinulingga mengaku mendengar kabar bahwa Joko Widodo meminta semua partai koalisi pendukungnya menggelar musyawarah nasional (munas) sebelum petahana tersebut dilantik sebagai presiden periode 2019-2024 pada Oktober mendatang.

Andi memang tidak mendengar permintaan tersebut secara langsung dari Jokowi. Namun, kata dia, kabar itu telah dikonfirmasi oleh pernyataan Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga.

"Yang saya dengar begitu, tapi tidak langsung dari Pak Jokowi, tapi yang saya dengar begitu. Dan itu kan dikonfirmasi oleh saudara Eriko [Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga]," kata Andi saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (7/7/2019).

Beberapa hari lalu, kepada media, Eriko memang menyebut, partai-partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf sebaiknya mempercepat pelaksanaan munas, seperti PDIP yang akan menggelarnya Agustus mendatang.

Meskipun demikian, Andi menyatakan keputusan untuk melaksanakan munas tetap menjadi otonomi setiap partai politik.

"Apakah kita harus ikut atau tidak, kan kita sesuaikan dengan kebutuhan internal partai kita, tidak ujuk-ujuk [tiba-tiba]. Maksudnya, semua yang diminta oleh pemerintah kita harus ikut? Kan enggak juga," kata Andi.

"Walaupun kita ada di pemerintahan, kita tetap harus kritis. Mana hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan kita bersama, kita duduk bersama. Tapi, kalau itu terkait kepentingan internal kita, kita harus bicara lagi," ujar dia.

Andi tidak khawatir partainya dinilai lamban menjalankan Munas dan akhirnya disebut "ketinggalan kereta" di dalam koalisi.

"Enggaklah, Golkar mana mungkin ditinggalin. Kan enggak ada rumusan Golkar ketinggalan kereta," ujar Andi.

Baca juga artikel terkait MUNAS GOLKAR atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom