Menuju konten utama

Gitaris Klasik Indonesia akan Riuhkan Bali

Bentara Budaya Bali akan menampilkan tiga gitaris klasik yaitu Lianto Tjahjoputro dan Intan Mayadewi dari Indonesia serta musisi kelahiran Amerika Serikat, Robert Brown, dalam pagelaran Gitar Klasik Bentara Budaya Bali (BBB) di Ketewel, Kabupaten Gianyar.

Gitaris Klasik Indonesia akan Riuhkan Bali
gitaris klasik intan mahadewi menampilkan komposisi musik saat tampil dalam konser bertajuk bali virtuoso guitar performance di bentara budaya bali. antara foto/fikri yusuf

tirto.id - Bentara Budaya Bali akan menampilkan tiga gitaris klasik yaitu Lianto Tjahjoputro dan Intan Mayadewi dari Indonesia serta musisi kelahiran Amerika Serikat, Robert Brown, dalam pagelaran Gitar Klasik Bentara Budaya Bali (BBB) di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Minggu (27/3/2016).

Penampilan ketiga musisi yang telah berpengalaman dalam pentas-pentas nasional dan internasional ini akan menampilkan komposisi-komposisi klasik karya Niccolo Paganini, Franz Liszt, M de Falla, Isaac Albeniz, JS. Bach dan Schubert. Ketiga gitaris ini akan memainkan 12 komposisi dari nama-nama tersebut.

"Komposisi musik yang akan dimainkan terbilang sulit dan awalnya tidak mungkin dimainkan pada gitar, contohnya Johannes Passion," ungkap Lianto Tjahjoputro yang telah mengerjakan transkripsi lagu-lagu Johannes Passion selama dua tahun dan Matthaus Passion Bach selama tiga tahun.

Penampilan ketiga gitaris klasik ini akan dibantu oleh sejumlah musisi muda yang tergabung dalam Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia atau PGKRI.

"Kolaborasi tiga musisi klasik yang telah malang melintang di berbagai konser nasional maupun internasional akan didukung pula oleh 30 gitaris muda yang tergabung dalam Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia (PGKRI), di bawah arahan dirigen Wayan Astrajaya," kata Penata acara BBB, Juwitta Lassut di Denpasar, Kamis, (24/3/2016).

Sejarah pembentukan Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia ( PGKRI) berawal dari "Konser 104 Gitar " di Surabaya yang melibatkan 104 gitaris untuk memeriahkan perayaan Ulang Tahun Surabaya 31 Mei 1984. Pertunjukan tersebut kemudian berlanjut lagi untuk Hari Jadi Surabaya, 31 Mei 1988, yang diberi nama "Pagelaran Bersejarah Konser Gitar Kolosal Surabaya" dengan melibatkan 200 gitaris dan 70 paduan suara.

Ketika pindah ke Bali, Lianto Tjahjoputro mendirikan Pagelaran Konser Gitar Kolosal Denpasar (PKGKD) pada tahun 1991. Bersama gitaris PKGKD, Lianto Tjahjoputro sering membuat pertunjukan untuk TVRI Denpasar. Lianto Tjahjoputro kemudian mengubah nama PKGKD menjadi PGKRI atau Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia pada tahun 2005.

Pagelaran Gitar Klasik Bentara Budaya Bali kali ini merupakan pagelaran ketiga, setelah sebelumnya dilaksanakan pada bulan Maret dan Oktober 2015. (ANT)

Baca juga artikel terkait BENTARA BUDAYA BALI atau tulisan lainnya

tirto.id - Musik
Reporter: Putu Agung Nara Indra