Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Niat Puasa Syawal 6 Hari: Keutamaan & Waktu Terbaik Mengerjakannya

Niat puasa Syawal pada pagi dan malam hari berbeda bacaannya. Berikut ini penjelasannya dan keutamaan serta waktu terbaik menunaikan puasa Syawal 6 hari.

Niat Puasa Syawal 6 Hari: Keutamaan & Waktu Terbaik Mengerjakannya
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Niat puasa Syawal 6 hari perlu diketahui bagi muslim yang ingin menunaikannya. Niat adalah salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Keutamaan puasa Syawal luar biasa meski hukum menjalankannya adalah sunah.

Puasa syawal tidak harus dikerjakan dalam 6 hari berturut-turut atau dapat berselang-seling hari (terpisah). Puasa ini dapat dikerjakan pada hari apa pun sepanjang Syawal kecuali pada hari raya Idulfitri.

Umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan puasa Ramadan dengan puasa Syawal ini.

Puasa Syawal dapat dikerjakan dengan dua cara. Pertama, menunaikan puasa selama 6 hari berturut-turut, terutama pada awal bulan, misalnya, pada 2 hingga 7 Syawal.

Kedua, menjalankan puasa dengan cara terpisah-pisah, misalnya, setelah tanggal 3 Syawal, kemudian melakukannya lagi pada 7, 11, 15, 20, dan 23 Syawal hingga genap 6 hari.

Puasa Syawal termasuk salah satu anjuran puasa sunah (sunah muakkad) yang dikerjakan usai merayakan Hari Raya Idulfitri atau lebaran.

Meski hukum menjalankan puasa Syawal itu adalah sunah, tetapi puasa Syawal ini memiliki keutamaan yang luar biasa.

Niat Puasa Syawal

Sebelum menjalankan puasa Syawal, niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya.

Berikut ini lafal dan bacaan niat puasa Syawal pada malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Sementara bagi orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak puasa sunah saat itu juga.

Niat ini boleh dilakukan di siang hari selama orang tersebut belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Berikut niat yang bisa dibaca:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Keutamaan Puasa Syawal

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun," (HR. Muslim).

Berdasarkan hadis ini, jelas disebutkan bahwa keutamaan puasa Syawal bagi yang mengerjakannya adalah mendapat pahala puasa selama setahun penuh setelah puasa Ramadan.

Dikutip dari laman Dompet Dhuafa, puasa Syawal merupakan lanjutan dari mengistiqamahkan ibadah yang sudah dilakukan selama Ramadan.

Meski suasana Ramadan telah berlalu, namun diharapkan esensinya tetap bisa dirasakan hingga sebelas bulan kemudian, salah satunya dengan menjalankan puasa Syawal selama 6 hari.

Esensi yang dimaksud yaitu menjadi insan rabbani yang bisa menggapai ketakwaan secara hakiki.

Puasa Syawal sendiri sudah bisa dilakukan setelah Idulfitri dan itu tentu menjadi titik awal pertumbuhan bibit yang ditanam selama bulan Ramadan.

Selanjutnya, akan membuat kebiasaan yang memperkuat ibadah dari bulan Dzulhijjah hingga Ramadan lagi.

Waktu Terbaik Mengerjakan Puasa Syawal

Terkait waktu pelaksanaan puasa sunah Syawal, seperti dijelaskan dalam hadis bahwa waktu pelaksanaan puasanya adalah enam hari di bulan Syawal.

Idealnya, puasa sunah Syawal enam hari itu dilakukan persis setelah hari Raya Idulfitri, yakni pada 2-7 Syawal.

Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.

Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.

Keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri menguatkan pendapat tersebut yang memiliki makna sebagai berikut:

“Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadan seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal),” (Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

Selain itu, sebagian ulama juga menerangkan bahwa orang yang melakukan puasa sunah seperti senin-kamis, puasa bîdh 12,13,15 yang disunahkan setiap bulan, atau puasa nabi Daud AS, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal.

Baca juga artikel terkait NIAT PUASA SYAWAL atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis