Menuju konten utama

Gerbang Perlintasan KA Soetta Ambruk, Satu Petugas Luka Ringan

Gerbang perlintasan kereta di jalan Perimeter Selatan Bandara roboh akibat terpaan angin dan mengenai seorang petugas yang sedang bertugas pada Minggu (11/2/2018).

Gerbang Perlintasan KA Soetta Ambruk, Satu Petugas Luka Ringan
Kereta bandara Soekarno Hatta (Soetta) melintas di sekitar persawahan di kawasan Benda, Tangerang, Banten, Kamis (28/12/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

tirto.id - Setelah kejadian longsornya underpass di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Senin (5/2/2018) lalu, kali ini kecelakaan kembali terjadi di kawasan proyek tersebut.

Kemarin (11/2/2018), pintu gerbang perlintasan kereta di jalan Perimeter Selatan Bandara roboh dan mengenai satu penjaga gerbang dengan luka ringan. Proyek kereta bandara Soetta saat ini masih dalam masa pemeliharaan kontraktor, PT Waskita Karya.

Kepala Humas PT Waskita Karya, Poppy Sukma menginformasikan kepada Tirto pada Senin (12/2/2018) bahwa kecelakaan bukan terjadi karena kesalahan konstruksi, dan akan menjadi tanggung jawab PT Waskita Karya.

"Yang dapat kami sampaikan, yakni kejadian tersebut diakibatkan dari cuaca yang kurang baik, yaitu terpaan angin kencang," terangnya.

Sementara itu, Poppy mengungkapkan terkait perkembangan perbaikan underpass Parimeter Selatan, hingga saat ini masih menunggu hasil investigasi dan kawasan tersebut masih ditutup police line.

"Info yang kami dapatkan paling tidak menunggu 1-2 bulan ke depan," ujar Poppy.

Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto mengatakan, jatuhnya pintu gerbang perlintasan jalan Parimeter Selatan di kawasan bandara Soetta tak berpengaruh pada jadwal operasi kereta bandara.

"Kereta api bandara pun kemarin beroperasi secara normal dan tepat," ungkap Heru kepada Tirto.

Heru menekankan, gerbang yang ambruk pada Minggu (11/2) adalah gerbang perlintasan jalan Parimeter Selatan, bukan gerbang buka kereta bandara.

"Karena bagaimanapun judul berita bisa menyesatkan orang," ucapnya.

Lebih jauh, Heru menjelaskan Jalan Perimeter Selatan adalah bagian dari skenario darurat untuk memberikan pertolongan jika terjadi sesuatu di bandara, misalnya sebagai jalur bagi mobil pemadam kebakaran dan lain-lain. Jalan parimeter Selatan tersebut sudah ada sebelum proyek kereta bandara Soetta.

"Kita lihat desain semua bandara besar memiliki karakter yang sama dengan desain Bandara Soetta, selalu ada jalan melingkar atau jalan inspeksi yang kita kenal dengan jalan perimeter selatan, perimeter utara dan lain-lain," jelasnya.

Ketika ada pembangunan jalan KA yang bertemu dengan jalan perimeter selatan tersebut, maka untuk lalu lintas kendaraan umum dibangunkan underpass dan gerbang KA oleh kontraktor di perlintasan.

Gerbang tersebut dalam kondisi normal dijaga oleh petugas keamanan bandara karena hanya akan dibuka untuk keperluan darurat dan inspeksi pihak bandara.

"Ambruknya gerbang tersebut bukan ke arah jalan rel, sehingga KA Bandara pun berjalan aman," tandasnya.

Manager Angkasa Pura II, Yado Yarismano menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi sekitar pukul 09.40 WIB. Saat itu mobil Avsec AP II sedang melakukan Patroli di daerah Perimater Selatan.

"Petugas piket yang jaga di Pos Pintu/Pagar Jalan Kereta Bandara Soekarno-Hatta membukakan pagar untuk mobil patroli tersebut dan pagar tersebut terlepas dari jalur dan jatuh mengenai petugas," ujar Yado.

Seketika, petugas avsec langsung dilarikan ke RS Mayapada untuk mendapatkan pelayanan medis. Saat ini korban masih dalam kondisi stabil di ruang perawatan di RS Mayapada.

Baca juga artikel terkait KERETA BANDARA atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo