Menuju konten utama

Gempa Palu dan Donggala: Sebagian Narapidana Sudah Kembali

“Narapidana yang kabur itu sebagian besar sudah kembali, mereka kabur karena ingin melihat keluarganya," kata Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.

Irjen Ari Dono Sukmanto. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan 1.425 narapidana di Palu yang kabur karena gempa, sebagian besar sudah kembali.

“Narapidana yang kabur itu sebagian besar sudah kembali, mereka kabur karena ingin melihat keluarganya. Memang ada yang belum kembali dan kami akan lakukan pencarian,” ujar dia di Polda Metro Jaya, Selasa (2/10/2018).

Namun ia belum mengetahui secara pasti jumlah narapidana yang sudah kembali. Selain itu, mereka akan ditempatkan di rutan atau pun tahanan polres atau polsek setempat.

Kemudian, Ari Dono mengatakan tidak semua tahanan di lapas atau rutan kabur. “Sebagian lapas tidak rusak. Di rutan polres tidak ada yang lari (kabur),” ucap dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami merinci tahanan yang kabur yakni Lapas Palu sebanyak 515 orang (581 narapidana hanya tersisa 66 orang), Rutan Palu sebanyak 410 tahanan (diisi 463 tahanan yang tersisa hanya 53 orang).

Selanjutnya, Lembaga Pemasyarakatan Khusus Perempuan (LPP) Palu sebanyak 72 narapidana (diisi 83 narapidana ditambah tiga bayi, tersisa sembilan orang), Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Palu 24 orang (diisi 29 anak tinggal lima warga binaan) dan Lapas Donggala 342 narapidana kabur semua.

Utami menjelaskan bahwa kaburnya para tahanan dan narapidana ini karena secara naluriah butuh keselamatan jiwa dan juga khawatir keadaan keluarga mereka yang berada di luar lapas.

Saat ini terdapat 15 UPT di wilayah Sulawesi Tengah dan delapan di antaranya terkena dampak gempa. Total penghuni lapas di Sulawesi Tengah saat ini mencapai 3.220, 1.420 di antaranya kabur sehingga tersisa 1.795 narapidana.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yantina Debora