Menuju konten utama

Gempa Lombok Ganggu Operasional Sebagian Sarana Telekomunikasi

Gempa Lombok pada Minggu kemarin juga mengakibatkan sejumlah Base Transceiver Station (BTS) sempat tidak bisa digunakan karena listrik padam. 

Gempa Lombok Ganggu Operasional Sebagian Sarana Telekomunikasi
Pengendara sepeda motor melintas dekat rumah yang roboh pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi.

tirto.id - Dampak gempa bumi 7 skala richter, yang berpusat di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu kemarin (5/8/2018), juga menyebabkan operasional sebagian infrastruktur telekomunikasi di daerah itu terganggu.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, berdasar laporan operator telekomunikasi, hingga pukul 09.00 WIB, pada Senin (6/8/2018), sekitar 12,7 persen Base Transceiver Station (BTS) belum bisa digunakan karena listrik padam.

Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Noor Iza mengungkapkan, sesuai hasil pemantauan Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Wilayah NTB, terdapat 945 site 2G, 3G dan 4G di Pulau Lombok terdampak oleh gempa pada Minggu kemarin. Sebagai informasi, saat ini terdapat 7.418 site 2G, 3G dan 4G di Pulau Lombok.

“Operator telekomunikasi tengah memobilisiasi genset dan baterai cadangan agar BTS bisa digunakan kembali,” kata Noor Iza dalam siaran resmi Kementerian Kominfo, pada Senin (6/8/2018).

Dia menambahkan, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi (BAKTI) Kominfo juga sudah menyediakan tambahan akses internet melalui jaringan VSAT Portable dengan kapasitas 1Mb untuk kebutuhan penanganan bencana di NTB.

Tambahan sarana akses internet itu terpasang di empat Posko Pengungsian di Lombok Utara, yakni Madayin, Sembalun, Bayan dan Sambik Elen. Selain itu, sarana serupa juga sudah dipasang di Kantor Bupati Lombok Utara, Desa Pamenang, Dusun Mentareng, Kantor Gubernur dan RSUD Mataram.

“Agar bisa memperluas jangkauan layanan telekomunikasi bagi masyarakat, BAKTI Kominfo bersama operator telekomunikasi mengupayakan penyediaan Combat BTS,” ujar dia.

BAKTI Kominfo juga menyediakan tiga unit perangkat dan koneksi telepon satelit serta dua unit VSAT cadangan yang akan dioperasikan oleh Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Wilayah NTB. Noor Iza memastikan sarana-sarana penunjang telekomunikasi untuk kebutuhan penanganan bencana itu bisa aktif mulai hari ini.

Bantuan untuk memperlancar proses komunikasi dalam penanganan bencana di Lombok juga diupayakan oleh pengurus Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).

Ketua Umum RAPI Nasional Agus Sulistiyono menyatakan telah meminta para anggota organisasinya memberikan bantuan komunikasi. Sejak Minggu malam, RAPI sudah mengerahkan anggotanya untuk membantu evakuasi warga mencari lokasi aman ketika peringatan dini tsunami muncul tak lama usai gempa terjadi.

Wakil Ketua Umum ORARI Sugeng Suprijatna menambahkan organisasinya juga telah mengerahkan anggotanya di NTT, Bali dan Jawa Timur untuk membantu memperlancar komunikasi di penanganan bencana usai gempa terjadi.

Frekuensi dukungan komunikasi penanggulangan bencana di NTB yang digunakan oleh ORARI ialah: HF 7,110 MHz, VHF 145,500 dan 147,000 MHz dan Satelit LAPAN-ORARI IO-86.

Hingga Senin sore, berdasar data sementara milik BNPB, gempa di Lombok tercatat mengakibatkan 98 korban tewas dan 236 orang luka-luka, ribuan rumah rusak serta puluhan ribu warga harus mengungsi.

Baca juga artikel terkait GEMPA LOMBOK atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom