Menuju konten utama

Gempa Lombok: Evakuasi Ratusan Pendaki Rinjani Dibantu Helikopter

KLHK memprioritaskan evakuasi terhadap seluruh pendaki yang terjebak di Rinjani akibat gempa 6,4 SR di Lombok, NTB pada Minggu pagi.

Gempa Lombok: Evakuasi Ratusan Pendaki Rinjani Dibantu Helikopter
Pasien RSUD dr. Soedjono, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) berhamburan keluar menyusul gempa yang melanda wilayah NTB dan Bali pada Minggu (29/7/2018) pagi. tirto.id/Husein Abdul Salam

tirto.id - Ratusan pendaki Gunung Rinjani hingga saat ini masih terjebak akibat gempa hebat berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang Lombok, NTB pada Minggu (29/7/2018). Sejumlah pendaki dilaporkan masih berada di jalur pendakian Sembalun dan Batu Ceper di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprioritaskan untuk melakukan evakuasi terhadap seluruh pendaki yang terjebak di Rinjani tersebut. Berbagai pihak telah dilibatkan dalam proses ini mulai dari TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tim TNGR, hingga Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala).

“Untuk evakuasi ada bantuan personel Koppasus 100 orang, dan ada heli dari Kodam Udayana untuk dropping logistik pendaki yang terjebak di danau. Selain itu kami juga sudah membuka posko di kantor Balai, sebagai tempat informasi bagi keluarga," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (30/7/2018).

Hingga Senin dini hari, jumlah pendaki TNGR yang diperkirakan naik sesuai daftar pengunjung adalah 820 orang. Rinciannya, pendaki yang naik pada Jumat (27/7/2018) sebanyak 448 orang dan Sabtu (28/7/2018) sebanyak 372 orang.

Angka tersebut masih bisa bertambah termasuk porter guide, ditambah tamu yang naik pada Rabu (25/7/2018) dan Kamis (26/7/2018). Sementara pengunjung yang sudah terdaftar turun dari TNGR sampai Minggu (29/8/2018) sebanyak 680 orang.

Rencana evakuasi kembali dilanjutkan. Tim dari Balai TNGR akan berangkat melalui jalur Sembalun untuk observasi dan membawa logistik, mereka tim dari Balai TNGR, dan dibantu dari TNI, Polri, tim medis, dan Mapala.

"Sesaat setelah bencana, saya koordinasi terus dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Dirjen Pengendalian Perubahan iklim. Bahkan bila perlu helikopter kita dipakai dulu untuk NTB, membantu evakuasi ataupun drop logistik bagi pendaki yang masih terjebak di dalam kawasan," katanya menjelaskan.

Sementara itu, kabar duka datang dari staf Balai Litbang LHK Makassar karena salah satu putranya bernama Muhammad Ainul Takzim, meninggal dunia akibat bencana tersebut.

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Saya juga mengucapkan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya pada seluruh korban, dan juga masyarakat terdampak bencana. Semoga diberi kekuatan dan kesabaran," ujar Menteri Siti.

Selain itu, Kepala Pusdiklat LKPP KLHK bersama dua stafnya juga dilaporkan masih terjebak di kawasan Batuceper Senaru. Beberapa kali longsor masih dilaporkan terjadi dari dalam kawasan setelah terjadi gempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda NTB.

Sejauh ini lokasi yang sudah dilaporkan clear dari pendaki diantaranya jalur Pelawangan Senaru-pintu Senaru, Puncak-Pelawangan Sembalun, dan Plawangan Sembalun-Pos Sembalun.

"Mari kita doakan bersama, semoga seluruh proses evakuasi berlangsung lancar, dan seluruh pendaki dapat turun dengan selamat. Kawasan TNGR kita tutup sementara sampai situasi benar-benar dinyatakan aman," katanya menjelaskan.

TNGR sebagai gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia merupakan salah satu spot pendakian terpopuler bagi para pendaki dan pecinta alam, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, lokasi ini terkenal dengan keasrian hutan dan keindahan alamnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari