Menuju konten utama

Gempa Banten Terasa di Bandung, Warga di Klinik Berhamburan ke Luar

Usai gempa Banten itu, BMKG langsung mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami.

Gempa Banten Terasa di Bandung, Warga di Klinik Berhamburan ke Luar
Ilustrasi Gempa Bumi. FOTO/iStock

tirto.id - Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang Banten malam ini, Jumat, 2 Agustus 2019 terasa hingga Bandung, Jawa Barat.

Akun Twitter BMKG mengumumkan pusat gempa tersebut berada di 147 km Barat Daya Sumur-Banten.

Tempatnya pada koordinat 7.54 LS,104.58 BT. Pusat gempa ini termasuk dangkal karena berada pada kedalaman 10 Kilometer.

Usai gempa kuat itu terjadi, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami.

Irfan (37) salah satu warga Bandung mengatakan, gempa tersebut sempat membuat panik beberapa warga. Saat itu ia sedang berada di sebuah klinik Jalan Sunda.

"Tadi saya lagi di lantai 3 sebuah klinik di Jl. Sunda, Bandung. Waktu dokter menerangkan obat yang akan dia kasih tiba-tiba guncangan terasa banget dan cukup lama," kata dia kepada wartawan Tirto, Jumat malam.

Akibat gempa tersebut, kata dia, beberapa warga yang berada di klinik keluar. "Semua yang ada di dalam klinik berhamburan ke luar," ungkap dia.

Selain Bandung, Nuran Wibisono, mengatakan gempa tersebut terasa hingga Kuningan, Jakarta Selatan.

"Jadi tadi awalnya goyang 1-2 detik. Terus dipikir udah selesai. Ternyata masih goyang. Lama. Sekitar 10-15 detik, kenceng goyangnya," kata Nuran, Jumat malam.

Akibat gempa tersebut, kata dia, istrinya harus turun melalui tangga darurat dari lantai 23 di kantor tempatnya bekerja, di Kuningan, Jakarta Selatan.

Gempa tersebut juga dirasakan warga Yogyakarta. Menurut Rais (33) warga Sleman, ia merasakan getaran meski tidak terlalu kencang dan berlangsung sekitar 10 detik.

"Getarannya terasa walau tidak terlalu kencang, sekitar 10 detik," katanya kepada Tirto, Jumat (2/8/2019).

Baca juga artikel terkait GEMPA BANTEN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH