Menuju konten utama

Gempa Banten: Jumlah Korban Meninggal Bertambah Jadi 6 Orang

Korban meninggal akibat gempa 6,9 SR di Banten bertambah jadi 6 orang per Minggu (4/8/2019).

Gempa Banten: Jumlah Korban Meninggal Bertambah Jadi 6 Orang
Warga beraktifitas di rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/ama.

tirto.id - Korban meninggal akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 yang mengguncang Banten pada Jumat (2/8/2019) bertambah menjadi 6 orang, demikian informasi dari Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Minggu (4/8/2019), Agus menyebut, korban meninggal tercatat 6 orang dan luka-luka 3 orang. Jumlah keluarga yang terdampak gempa sebanyak 136 KK dan 33 orang masih mengungsi di rumah kerabat.

Satu korban meninggal berasal dari Kabupaten Pandeglang, atas nama Sain (40); tiga korban meninggal dari Kabupaten Lebak atas nama Rasinah (48), Salam (95) dan Icha (65); dan dua orang lainnya dari Kabupaten Sukabumi, atas nama Ajay (58) dan Ruyani (35). Sementara itu, korban luka-luka, dua orang berasal dari Pendeglang dan satu lainnya dari Sukabumi.

Berdasarkan catatan BNPB, gempa menyebabkan kerugian materiil di sejumlah tempat, berupa 13 rumah rusak berat, 50 rumah rusak sedang, 408 rumah rusak ringan, 1 bangunan penggilingan padi rusak ringan, 19 sarana pendidikan rusak ringan, 1 kantor desa rusak ringan, dan 13 masjid rusak ringan.

BNPB telah mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) di lokasi terdampak gempa di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Serang untuk melakukan kaji cepat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di beberapa kabupaten juga telah bergerak untuk menangani bantuan dan mengamati kondisi air laut.

Aktivitas warga di Kabupaten Sukabumi mulai normal. Aktivitas sosial, ekonomi, pemerintahan, dan pendidikan muali berjalan seperti biasa. Meski begitu, BNPB menyebut Sukabumi membutuhkan segera 8 unit EWS (Early Warnign System). Delapan EWS gempa tsunami milik BPNB di Sukabumi telah rusak dan tidak berfungsi.

Gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 7,4 mengguncang Banten dan sejumlah kota di Pulau Jawa, termasuk Jakarta, pada pukul 19.03 WIB, Jumat malam (2/8/2019).

Akun twitter BMKG mengumumkan pusat gempa tersebut berada di 147 km Barat Daya Sumur-Banten, tepatnya pada koordinat 7.54 LS,104.58 BT. Pusat gempa ini termasuk dangkal karena berada pada kedalaman 10 Kilometer. BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami usai gempa.

Namun peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pada pukul 21.35 WIB. Kemudian pada pukul 21.50 WIB BMKG memuktahirkan skala gempa yang awalnya 7.4 SR menjadi 6.9 SR. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami setelah gempat kuat tersebut terjadi.

Kondisi saat ini, warga di wilayah pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten yang mengungsi akibat gempa sudah kembali ke rumah masing-masing pada Minggu (4/8/2019) dini hari.

"Kondisi saat ini masyarakat pesisir pantai Carita dan sekitarnya sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun kami tetap mengimbau pada warga harus waspada," kata Camat Carita, Suntama saat dikonfirmasi, Minggu (4/8/2019).

Ia juga meminta masyarakat tidak percaya pada informasi atau berita-berita hoaks yang menimbulkan kecemasan atau kekhawatiran. Karena banyak informasi terkait kejadian gempa yang berpotensi tsunami tersebut di media sosial.

Suntama memastikan, kondisi air laut normal dan ia berharap tidak ada gempa susulan lagi, sehingga kondisi Carita bisa aman kembali.

"Kami pastikan dari sejak gempa kemarin malam (2/8/2019) air laut masih normal hingga saat ini. Semoga tidak terjadi gempa susulan lagi, dan menurut BMKG seperti itu, jadi Carita aman terkendali," katanya.

Baca juga artikel terkait GEMPA BANTEN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri