Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Gejala Awal Demensia yang Penting untuk Diwaspadai

Apa saja gejala awal demensia yang penting untuk diwaspadai? Berikut penjelasannya.

Gejala Awal Demensia yang Penting untuk Diwaspadai
Ilustrasi Lansia mengalami demensia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Demensia adalah istilah luas yang menggambarkan hilangnya kemampuan berpikir, ingatan, perhatian, penalaran logis, dan kemampuan mental lainnya.

Jika Anda, atau orang terdekat Anda menderita demensia, maka kondisi ini akan sangat mengganggu berbagai fungsi sosial, termasuk pekerjaan dan aktivitas dalam keseharian.

Menurut situs WebMD, demensia sejatinya bukan sebuah penyakit. Kondisi ini adalah sekelompok gejala yang disebabkan oleh berbagai kondisi lainnya.

Kurang lebih 5-8% orang berusia 65 tahun ke atas memiliki beberapa bentuk demensia. Presentase ini, akan meningkat dua kali, tiap lima tahun, setelah seseorang mencapai usia 65 tahun ke atas.

Penyebab Demensia

Beberapa hal yang menyebabkan demensia, di antaranya adalah:

Penyakit saraf degeneratif, seperti:

* penyakit Alzheimer

* penyakit Parkinson

* penyakit Huntington

* beberapa jenis multiple sclerosis.

Gangguan pembuluh darah yang memengaruhi sirkulasi darah di otak, seperti:

* cidera otak traumatis yang disebabkan oleh kecelakaan mobil, jatuh, gegar otak, dll.

* infeksi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis, HIV, dan penyakit Creutzfeldt-Jakob

* penggunaan alkohol atau narkoba dalam waktu lama

* beberapa jenis hidrosefalus yaitu penumpukan cairan di otak

Sementara beberapa penyebab demensia reversibel (kondisi demensia yang terkait dengan gejala kognitif) meliputi:

  • Penggunaan alkohol atau zat-zat terlarang
  • Tumor
  • Hematoma subdural atau pembekuan darah di bawah penutup luar otak
  • Hidrosefalus tekanan normal atau penumpukan cairan di otak
  • Gangguan metabolisme seperti kekurangan vitamin B12
  • Kadar hormon tiroid yang rendah, disebut hipotiroidisme
  • Gula darah rendah, disebut hipoglikemia
  • Gangguan neurokognitif terkait HIV (HAND)

Demensia Berbeda Dengan Alzheimer

Demensia sendiri tidak sama dengan alzheimer, walaupun istilah ini sering digunakan secara bergantian.

Menurut Mayo Clinic, demensia bukanlah sebuah kondisi yang khusus. Demensia adalah istilah umum yang menggambarkan berbagai gejala.

Gejala-gejala ini memengaruhi kemampuan orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.

Sementara Alzheimer adalah salah satu tipe demensia yang paling umum. Alzheimer adalah penyakit otak yang spesifik.

Alzheimer ditandai dengan gejala demensia yang secara bertahap memburuk dari waktu ke waktu.

Penyakit Alzheimer pertama-tama memengaruhi bagian otak yang berhubungan dengan pembelajaran, sehingga gejala awal sering kali mencakup perubahan daya ingat, kemampuan berpikir, dan penalaran.

Kemudian seiring berjalannya waktu, gejalanya akan menjadi lebih parah, seperti kebingungan, perubahan perilaku, dan masih banyak lainnya yang sangat menyulitkan bagi si penderita, dan orang-orang terdekatnya.

Gejala Awal Demensia

Beberapa gejala atau tanda-tanda awal dari demensia, seperti dilansir dari CDC, di antaranya adalah:

  • Sering tersesat di lingkungan yang sudah akrab
  • Menggunakan kata-kata yang tidak biasa untuk merujuk pada objek yang sudah dikenal
  • Lupa nama anggota keluarga dekat atau teman
  • Melupakan kenangan lama
  • Tidak mampu menyelesaikan tugas secara mandiri

Cara Mengatasi Demensia

Untuk mengobati atau mengatasi demensia, menurut CDC, amat tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Jika Anda, atau orang terdekat Anda, mengalami demensia neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer, maka kondisi ini tidak ada obatnya.

Namun, ada obat yang dapat membantu melindungi otak atau mengelola gejala yang mungkin timbul, seperti obat untuk mengatasi kecemasan berlebih atau perubahan perilaku.

Salah satu cara untuk bisa mengatasi demensia adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, seperti olahraga teratur, makan sehat, dan menjaga relasi sosial dengan orang-orang atau lingkungan terdekat.

Perubahan gaya hidup itu, bukan berarti akan bisa menyembuhkan demensia, namun berbagai hal itu bisa mengurangi kemungkinan demensia berkembang menjadi lebih parah.

Baca juga artikel terkait DEMENSIA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno