Menuju konten utama

Gatot Dapat Penghargaan dari Jokowi Disebut Bukan untuk Membungkam

Bintang Mahaputera diberikan kepada bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo pada 11 November.

Gatot Dapat Penghargaan dari Jokowi Disebut Bukan untuk Membungkam
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (ANTARA News/Zuhdiar Laeis)

tirto.id - Inisiator dan presidium Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo segera mendapat penghargaan Bintang Mahaputra dari Presiden Joko Widodo atas perannya sebagai Panglima TNI.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mahfud MD mengatakan, penghargaan berupa lencana yang disematkan oleh Jokowi diklaim rutin diberikan kepada para menteri, Kapolri atau Panglima TNI dalam satu periode kabinet.

Selain Gatot, ada sekitar 11 menteri yang akan menerima penghargaan pekan depan pada 11 November berselang sehari dari momentum peringatan Hari Pahlawan. Menteri yang sudah demisioner seperti Susi Pudjiastuti juga direncanakan menerima, selain menteri yang masih menjabat seperti Retno Marsudi hingga Luhut Binsar Panjaitan.

"Tidak harus menjabat sampai satu periode penuh. Mantan Kapolri dan Panglima TNI pasti dapat," kata Mahfud, Kamis (5/11/2020).

Gatot Nurmantyo menempati pos tertinggi karier dinas militer Indonesia periode 2015-2017. Ia diberhentikan oleh Jokowi beberapa bulan sebelum usia dinasnya selesai. Gatot pernah menyebut, alasan pencopotan itu kontroversial karena dikaitkan dengan program kerjanya yakni memutar film pemberontakan G30S. Lewat KAMI, organisasi yang kerap bersuara politik sektarian, kini Gatot muncul lagi dan disebut menunggangi aksi menentang UU Cipta Kerja, berujung penangkapan aktivisnya.

Menanggapi tudingan pembungkaman KAMI terkait penghargaan, Mahfud menepisnya. Menurut dia, pemberian penghargaan merupakan hal rutin.

"Ndak ada urusan bungkam-membungkam, ndak ada urusan diskriminasi. Ini haknya dia untuk mendapatkan," kata Mahfud.

Waktu pemberian yang dianggap terlalu lama setahun setelah kabinet periode pertama bubar, dianggap Mahfud alasan teknis belaka.

"Kemarin keputusannya, harusnya anggota kabinet Pak Jokowi [diberikan pada] Agustus, tapi karena terlalu banyak [pemberian penghargaan] berbagai lembaga dan tenaga medis, lalu ditunda. Nah [dipilih] November, karena tidak boleh lewat dari Desember," imbuh Mahfud.

Baca juga artikel terkait GATOT NURMANTYO atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali