Menuju konten utama

Garuda Indonesia Targetkan Kinerja Keuangan Positif di Semester II

Irfan Setiaputra menargetkan kinerja perseroan akan mulai positif di semester II 2022, pihaknya akan mengoptimalkan kinerja secara bertahap.

Garuda Indonesia Targetkan Kinerja Keuangan Positif di Semester II
Petugas kargo membongkar muat vaksin COVID-19 AstraZeneca di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (2/9/2021). ANTARA FOTO/FAUZAN/rwa.

tirto.id - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menargetkan kinerja perseroan akan mulai positif di semester II 2022. Ia menjelaskan, pihaknya akan terus dioptimalkan kinerja secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi untuk menghasilkan profit yang optimal bagi kinerja usaha.

Hal tersebut sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda pasca kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022.

“Proyeksi kinerja positif di 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi. Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat. Oleh karenanya kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta kedepannya dapat segera membukukan profit,” jelas Irfan dalam keterangan resmi, Rabu (13/7/2022).

Ia menjelaskan, proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut, terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada Mei 2022 lalu berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya. Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021 lalu.

Secara umum, walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, perfoma profitabilitas yang mulai diperoleh Garuda tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda kedepannya.

"2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan Perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan Garuda. Oleh karenanya, dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan Perusahaan di 2022 ini kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda,” ujar dia.

Tidak dapat dipungkiri dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari dua tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia.

Kondisi tersebut yang berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang 2021.

Melalui laporan keuangan 2021, Garuda Indonesia secara grup mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,33 miliar dolar AS turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha di 2020 lalu. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,04 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal sebesar 88,05 juta dolar AS dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta dolar AS.

Selain itu, sepanjang 2021 lalu, Garuda secara grup turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi 2,6 miliar dolar AS jika dibandingkan periode yang sama pada 2020 lalu. Sementara itu, sepanjang 2021 Garuda juga telah melayani sedikitnya 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21 persen dibandingkan dengan 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter.

Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan kedepannya. Sepanjang 2021, Garuda secara grup berhasil mempertahankan konsistensi jumlah penumpang di angka sekitar 10,9 juta penumpang dibandingkan periode yang sama pada 2020 lalu.

Konsistensi tersebut menjadi sebuah fundamen kinerja operasional Garuda yang positif bagi kinerja Perusahaan ditengah situasi pandemi yang mencapai fase puncaknya di tahun lalu yang disertai dengan berbagai restriksi perjalanan yang diberlakukan hingga akhir tahun.

Baca juga artikel terkait LABA GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang