Menuju konten utama

Gara-gara Corona, Impor RI dari Cina Turun 1.954 Juta Dolar AS

Pandemi Corona atau Covid-19 memukul perdagangan Indonesia dan Cina pada Februari 2020 turun 1.954,9 juta dolar AS dari Januari 2020.

Gara-gara Corona, Impor RI dari Cina Turun 1.954 Juta Dolar AS
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11/2019). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi Corona atau Covid-19 memukul perdagangan Indonesia dan Cina. Pukulan itu tergambar jelas pada realisasi impor Indonesia dari Cina per Februari 2020.

“Negara yang turun impor dominan dari Tiongkok. Pada Februari 2020 turun 1.954,9 juta dolar AS dari Januari 2020,” ucap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti dalam siaran live di akun Youtube BPS, Senin (16/3/2020).

Pada Februari 2020, impor dari Cina hanya berjumlah 1,98 miliar dolar AS atau turun -49,63 persen dari Januari 2020 yang masih di angka 3,94 miliar dolar AS. Dari Februari 2019 turunnya tetap terjal di angka -35,27 persen dari posisi 3,07 miliar dolar AS.

Turunnya nilai impor ini tercatat hampir 10 kali lipat dari penurunan impor dari negara-negara lain. Jika dibandingkan misalnya, penurunan impor dari Hong Kong hanya 116,5 juta dolar AS, 113,7 juta dolar AS dari Korea Selatan, 102,7 juta dolar AS dari Singapura, dan 86,4 juta dolar AS dari Vietnam.

Penurunan impor dari Cina ini, kata Yunita, terjadi pada kelompok HS 85 yaitu mesin dan perlengkapan elektrik sebanyak 45,17 persen mtom, HS 84 yaitu mesin dan peralatan mekanik sebanyak 34,33 persen mtom, serta HS 39 yaitu plastik dan barang plastik sebanyak 65,16 persen mtom.

Meski demikian, penurunan impor komoditas HS 84 dan 85 juga terjadi di negara-negara lain seperti Hong Kong dan Vietnam.

Sementara itu, ekspor non migas Indonesia dari Januari ke Februari juga turun 11,63 persen dari 2,11 miliar dolar AS menjadi hanya 1,87 miliar dolar AS. Sejumlah komoditas yang turun adalah HS 72 yaitu besi dan baja sebanyak 25,65 persen mtom, HS 74 yaitu tembaga dan barang daripadanya sebanyak 57,42 persen, dan HS 47 yaitu pulp dan kayu sebanyak 18,77 persen.

Meski impor anjlok drastis, neraca perdagangan Indonesia terhadap Cina tetap negatif. Per Januari-Februari 2020, nilainya berada di kisaran defisit 1.947 juta dolar AS. Nilai defisit ini membaik dari Januari-Februari 2019 di defisit 3.939 juta dolar AS.

“Walau impor turun signifikan, neraca perdagangan kita dengan Tiongkok tetap defisit,” ucap Yunita.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri