Menuju konten utama

Gandum Mahal, Kementan Gencarkan Produksi Sorgum

Kementerian Pertanian saat ini tengah menggencarkan perluasan produksi sorgum karena memiliki kemiripan yang paling dekat dengan gandum.

Gandum Mahal, Kementan Gencarkan Produksi Sorgum
Petani memanen sorgum di lahan pertanian Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (26/8). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

tirto.id - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menuturkan penyediaan pangan lokal seperti sorgum, bisa melepaskan tanah air dari ketergantungan produk pangan impor.

Dia menjelaskan terdapat dua langkah yang dilakukan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia yaitu memantapkan kapasitas produksi dari tanaman pangan lokal, melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi tanaman pangan lokal.

"Jepang, Korea itu kuat karena cinta produksinya. Jangan membeli produk orang lain. Belilah produk-produk petani kita," katanya dikutip Antara, Kamis (11/8/2022).

Dia menjelaskan saat ini Indonesia bergantung pada impor gandum dari luar negeri yang diolah menjadi mie dan roti sebagai alternatif pangan pokok utama masyarakat yaitu nasi. Untuk itu, beragam tanaman pangan lokal yang berpotensi menjadi pengganti gandum antara lain singkong, sorgum, sagu, ubi jalar, dan talas.

Lebih lanjut, dia mengklaim pihaknya saat ini tengah menggencarkan perluasan produksi sorgum karena memiliki kemiripan yang paling dekat dengan gandum. Selain itu, sorgum juga mudah dibudidayakan pada lahan yang tidak subur, bahkan tandus. Sorgum juga masih satu kerabat dengan gandum dalam penamaan ilmiah.

"Kelebihan sorgum adalah sekali tanam bisa dikepras dua kali. Artinya, setahun bisa tiga kali panen dengan sekali masa tanam," bebernya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sebaran lahan tanaman sorgum berada di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Produktivitas berkisar 3 hingga 4 ton per hektare. Kemudian di Jawa Tengah dan Jawa Timur produktivitasnya mencapai 4 hingga 5 ton per hektare. Total luas lahan sorgum di seluruh wilayah mencapai sekitar 15 ribu hektare.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional, Risfaheri menilai semua tanaman pangan lokal Indonesia memiliki potensi untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri sekaligus menurunkan ketergantungan terhadap impor gandum. Dia menuturkan saat ini impor gandum Indonesia mencapai sekitar 11 juta ton per tahun.

"Bayangkan kalau kita bisa mensubstitusi 10 sampai 30 persen terigu yang ada," kata Risfaheri.

Sementara itu, dia menuturkan tepung sorgum atau tepung pangan lokal lain tidak memiliki kandungan gluten yang bersifat mengembang layaknya terigu dari gandum. Namun, dia optimistis hal tersebut bisa disiasati dengan teknologi pangan.

"Barangkali para peneliti bisa merekayasa komoditas pangan kita yang tidak punya sifat mengembang bisa disisipkan mungkin seperti zat yang bisa membuat mengembang," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KRISIS PANGAN GLOBAL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin