Menuju konten utama

Gandum Langka, Pemerintah Perlu Dorong Masyarakat Makan Sagu

Pemerintah diminat untuk mengantisipasi kelangkaan produk gandum akibat konflik Rusia-Ukraina dengan mengangkat komoditas pangan lokal yang ada di RI.

Gandum Langka, Pemerintah Perlu Dorong Masyarakat Makan Sagu
Pekerja mengangkut karung berisi tepung terigu di sebuah gudang di Pekanbaru, Riau, Senin (9/9/2018). ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj/18.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada para masyarakat bahwa harga mie dan roti berpotensi naik akibat perang Ukraina-Rusia. Hal ini tidak lepas dari bahan baku mie dan roti yang berasal dari gandum yang dipasok dari impor.

Pakar pertanian dari Universitas Islam Makassar (UIM) Suhardi Bakri meminta agar pemerintah mengantisipasi kelangkaan produk gandum akibat konflik Rusia-Ukraina. Salah satunya dengan mengangkat komoditas pangan lokal yang ada di Indonesia.

"Sejak dulu pemerintah juga telah menganjurkan bahwa kita harus lebih memperhatikan pangan-pangan lokal termasuk singkong, sagu, sorgum yang lebih cocok tumbuh di iklim tropis," kata Suhardi dikutip dari Antara, Jumat (8/7/2022).

Dia menuturkan potensi komoditas lokal yang telah dikembangkan tersebut dapat menjadi substitusi untuk mengganti gandum. Dengan cara itu, Suhardi optimistis konsumsi gandum bisa ditekan dan anggaran impor bisa dialihkan untuk memberikan subsidi kepada para petani.

"Semua itu komoditas substitusi untuk gandum makanya ini harus digalakkan terkait dengan konsumsi pangan-pangan lokal sehingga nanti konsumsinya bisa ditekan, kalau konsumsi gandum bisa ditekan anggaran yang bisa digunakan untuk impor dapat dialihkan untuk mensubsidi petani-petani yang mengusahakan pangan lokal tersebut," ungkapnya.

Walaupun dia mengakui tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat untuk beralih dari produk olahan gandum ke produk lain. Tetapi menurutnya bukan hal yang mustahil, sebab pemerintah sempat menggaungkan konsumsi beras kepada masyarakat.

"Dahulu masyarakat kita banyak yang mengonsumsi sagu, singkong, jagung akhirnya kita mengkonsumsi beras lalu kita tinggalkan pangan lokal kita itu, berarti seharusnya bisa," ungkapnya.

Pemerintah kata Suhardi juga perlu melakukan diversifikasi pangan yang tepat untuk mengatasi situasi saat ini. Kemudian memberikan subsidi harga terhadap komoditas lokal tersebut.

"Pertama harus ada regulasinya yang mendorong tumbuh kembangnya pangan atau produk lokal di daerah, kedua harus ada intervensi dari pemerintah, dan terakhir pemerintah memberikan subsidi harga terhadap komoditas - komoditas lokal tersebut," jelasnya.

Baca juga artikel terkait GANDUM IMPOR

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin